Sabtu, 19 November 2016

SERI BUMI DATAR? - BAGIAN 17 : BISAKAH MENGUKUR SUHU SINAR BULAN

Pembuat video bumi datar menyatakan bulan memiliki cahaya sendiri dan cahaya bulan memiliki sifat dingin atau lebih dingin dari pada saat tidak ada cahaya bulan. Soal bulan memiliki cahaya sendiri itu adalah teori yang jelas-jelas keliru.  Tidak ada sama sekali bukti ilmiah yang mendukung teori itu.   Bahkan Aristoteles pencetus teori geosentris abad 3 SM sudah mengerti bahwa fase-fase bulan saat gerhana bulan terjadi karena bayangan bumi, atau artinya bulan tidak mempunyai cahaya sendiri.  

Saya tertarik dengan percobaan yang ditunjukkan di video bumi datar mengenai mengukur suhu sinar bulan.  Tertarik karena seumur-umur baru kali ini ada orang yang mengukur suhu sinar atau cahaya.   Tertarik karena  pernyataan ‘sinar bulan lebih dingin daripada tidak ada sinar bulan’.  Seperti ini screenshot videonya.


Setidaknya ada tiga kekeliruan di sini.  Pertama bulan memiliki cahaya sendiri.  Kedua cahaya atau sinar bulan bisa diukur temperaturnya.  Ketiga Sinar bulan lebih dingin dari pada tidak ada sinar bulan. Mari sahabat kita bahas satu persatu kekeliruan tersebut.

Bulan memiliki cahaya sendiri

            Bulan tidaklah memiliki cahaya sendiri.  Bukti bahwa bulan tidak memiliki cahaya sendiri cukup banyak.  Pendaratan manusia di bulan adalah salah satu bukti bahwa bulan tidak bercahaya.  Bukti lainnya adalah terjadinya fase-fase bulan saat gerhana bulan.  Saat terjadi gerhana bulan, cahaya dari matahari yang menuju bulan terhalang oleh bumi, akibatnya terlihat bayangan bumi.  Bukti berikutnya adalah foto-foto bulan yang menunjukkan wajah bulan yang tidak bercahaya.

            Pada video bumi datar sendiri, pembuat video ternyata teledor menampilkan wajah bulan yang tidak bercahaya.  Seperti ini wajah separuh bulan yang ada di video bumi datar.



Terlihat wajah bulan yang penuh dengan lubang akibat sering diseruduk meteor karena tidak dilindungi atmosfer.  Kemungkinan video ini diambil saat siang hari. Sebagian bulan yang tidak terlihat tentu saja berwarna biru sebagaimana warna langit, karena tidak ada cahaya pantulan dari separuh bulan tersebut yang sampai ke bumi.  Keraguan yang disampaikan pembuat video kenapa separuh bulan berwarna biru akibat dari ketidakfahaman Beliau.

Cahaya atau sinar bisa diukur suhunya

            Suhu atau temperatur adalah derajat panas suatu benda.  Atau bisa juga saya artikan suhu adalah rata-rata tingkat kebringasan molekul atau zat penyusun suatu benda.  Pada suhu 0 Kelvin molekul benda sama sekali tidak bergerak, dan ketika suhunya meningkat gerakan molekul akan semakin lincah.  Ketika kita mengukur suhu suatu benda sebenarnya kita sedang mengukur seberapa bringas atau lincah molekul-molekul benda tersebut.  Ukuran yang kita ambil adalah nilai rata-ratanya karena setiap molekul tidak memiliki kelincahan yang seragam. Lebih jelasnya silakan baca artikel sebelumnya tentang panas dan temperatur.

Sekarang mari kita bahas tentang cahaya.  Pertama kita mulai dari gelombang elektromagnetik.  Gelombang elektromagnetik adalah gelombang transversal yang memiliki dua komponen getar sekaligus yaitu komponen elektro (listrik) dan komponen magnet yang arahnya saling tegak lurus terhadap arah rambat. 



Gelombang elektromagnetik dapat merambat pada ruang vakum, atau artinya gelombang ini tidak memerlukan media untuk merambat. Cepat rambat gelombang elektromagnetik di ruang vakum adalah 3 x 108 m / detik.

Gelombang elektromagnetik dapat dikelompokkan berdasarkan pada panjang gelombangnya sebagai berikut.

Gelombang Radio
Gelombang radio memiliki panjang gelombang dari rentang ratusan meter hingga beberapa cm.  Atau frekuensinya sekitar ribuan Hertz sampai gigahertz. Gelombang ini banyak digunakan sebagai sarana komunikasi seperti radio AM, SW, dan FM, ORARI, televisi VHF dan UHF  dan juga handphone. 
Contoh sinyal handphone GSM  menggunakan frekuensi 1800 Mhz berarti panjang gelombangnya adalah  0,167 meter atau 16,7 cm.
 
                  Panjang gelombang = cepat rambat / frekuensi

Gelombang Mikro
Gelombang mikro memiliki panjang gelombang dari cm sampai beberapa mikrometer.  Gelombang ini digunakan pada pemanas microwave dan juga digunakan untuk RADAR.

Infra Merah
Infra merah memiliki panjang gelombang dari micrometer hingga tiga ratusan nanometer.  Infra merah sering digunakan sebagai sistem sensor (sistem detektor) dan juga digunakan pada remote kontrol peralatan elektronik.

Cahaya tampak
Cahaya tampak adalah gelombang elektromagnetik  yang  dapat dilihat oleh mata manusia dengan panjang gelombang dari merah sampai ungu.

Sinar Ultra ungu
Sinar ini memiliki panjang gelombang  100 nm sampai 380 nm.  Sinar ini berbahaya bagi tubuh manusia, matahari menghasilkan sinar ini, namun sebagian besar diserap oleh lapisan ozon.

Sinar X
Sinar X memiliki panjang gelombang dari beberapa nanometer hingga beberapa pikometer.  Sinar X berguna untuk foto rontgen karena daya tembus sinar ini cukup kuat.   Namun sinar ini dapat merusak sel hidup sehingga penggunaan pada tubuh manusia harus dibatasi.

Sinar Gamma
Panjang gelombang sinar ini sudah lebih kecil dari pikometer.  Sinar ini dihasilkan oleh reaksi pada inti atom.

            Nah sekarang kita sudah faham bukan bahwa cahaya adalah salah satu dari spektrum gelombang elektromagnetik.  Cahaya tidak beda dengan sinyal HP dan sinyal radio, yang membedakan adalah panjang gelombangnya.  Sekarang kita lanjutkan dengan sifat-sifat cahaya dan karekteristik atau besar-besaran apa saja yang bisa diukur.

Cahaya memiliki sifat dualisme partikel-gelombang artinya terkadang cahaya bersifat seperti partikel dan kadang bersifat gelombang tergantung dari peristiwa apa yang sedang terjadi.  Cahaya bersifat sebagai gelombang misalnya pada peristiwa pembiasan dan pemantulan. Cahaya bersifat sebagai partikel misalnya pada perisitiwa efek fotolistrik di mana cahaya berlaku seperti bola-bola kecil (gotri) yang ditembakkan ke sebuah material.

Cahaya dapat memiliki beberapa panjang gelombang, contohnya cahaya putih adalah cahaya yang terdiri dari warna merah sampai ungu.  Cahaya yang seperti ini disebut cahaya polikromatis. Contoh cahaya ini adalah cahaya matahari. Sedangkan cahaya yang hanya memiliki satu panjang gelombang yang dominan disebut cahaya monokromatis.  Contoh cahaya monokromatis adalah cahaya yang sudah melalui filter warna seperti cahaya merah, biru dsb.   Alat untuk mengukur berapa besarnya komposisi spektrum masing-masing warna pada cahaya polikromatis adalah spektrofotometer.

Intensitas cahaya adalah daya yang dipancarkan cahaya per-satuan luas.  Intensitas cahaya berbanding terbalik dengan jarak kuadrat sumber dengan objek.  Untuk mengukur intensitas cahaya digunakan alat luxmeter bisa juga fotometer atau spektrofotometer.

Temperatur warna cahaya adalah derajat yang menunjukkan warna cahaya berdasarkan radiasi benda hitam.  Sudah kita mengerti bahwa semua benda akan meradiasikan panasnya dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada temperatur tertentu radiasi yang dipancarkan dapat berupa cahaya tampak.  Misalnya baja yang dipanaskan pada temperatur tertentu dapat meradiasikan cahaya biru. 

Inilah yang dimaksud temperatur warna cahaya.  Misalnya cahaya dari lampu bohlam yang agak kekuningan tentu memiliki temperatur warna yang berbeda dengan cahaya dari lampu neon.  Temperatur warna sangat dimengerti oleh orang yang bergerak di bidang fotografi.  Fotografer professional tentu akan memperhitungkan temperatur warna cahaya saat hendak mengambil gambar.  Alat ukur temperatur cahaya kadang sudah terintegrasi dengan alat ukur intensitas cahaya.
 
Radiasi cahaya adalah paparan energi cahaya  yang mengenai sebuah benda.  Tingkat radiasi bergantung pada daya serap bahan yang terpapar dan lamanya waktu radiasi.  Radiasi cahaya diukur dengan cara meradiasikan cahaya pada benda sebagai sensor dalam selang waktu tertentu dan mengukur suhu benda tersebut.  Dengan mengetahui daya serap bahan dan lamanya pemaparan dapat dihitung tingkat radiasi cahaya yang mengenainya.
 
Sampai di sini kita sudah faham dengan karakteristik cahaya bukan.  Nah Sekarang bagaimana jika ada orang yang mengklaim melakukan pengukuran suhu sinar bulan?  Bagaimana caranya?  Apakah dengan cara langsung menyinari termometer pada bagian sensornya?  Dengan mengetahui definisi temperatur dan mengetahui sifat-sifat cahaya tentu kita bisa menjawab bahwa hal itu tidak mungkin bisa dilakukan.  Jadi alangkah ajaibnya bila ada orang yang bisa mengukur suhu cahaya.  Ini bisa masuk keajaiban dunia yang kedelapan.  Tentu kita boleh bertanya berapa derajat celcius suhu cahaya matahari saat pagi, siang dan petang?
 
            Walaupun cahaya bisa berasal dari radiasi panas namun cahaya sendiri bukanlah panas, cahaya adalah energi dalam bentuk gelombang yang sedang merambat. Kita merasakan cahaya matahari terasa panas akibat molekul-molekul di dalam tubuh kita menyerap energi dari cahaya sehingga molekul tersebut kegirangan  dan joged-joged atau kalau yang sebelumnya sedang berjoged, jogedannya semakin menjadi-jadi.  Begitu juga dengan benda-benda yang terkena cahaya, suhunya tentu akan meningkat karena molekul-molekul benda tersebut terprovokasi cahaya sehingga semakin beringas, sama seperti demonstrasi yang tak terkendali akibat provokasi yang sengaja dilakukan oleh provokator.

Sinar bulan lebih dingin dari tidak ada sinar
 
            Benda yang mendapatkan cahaya tentu saja temperaturnya akan meningkat.  Cahaya adalah energi dalam bentuk gelombang.  Benda yang terkena cahaya tentu akan menyerap energi cahaya tersebut dan mengubahnya menjadi energi panas yang ditandai dengan kenaikan temperatur akibat partikel dalam benda tersebut menjadi lebih aktif.  Apakah bisa berlaku sebaliknya atau benda yang terkena cahaya suhunya akan turun? Tentu saja tidak bisa, karena melanggar hukum kekekalan energi.
 
            Lalu bagaimana pembuat video bumi datar mendapatkan hasil percobaan yang seperti itu?  Banyak faktor yang menyebabkan demikian.  Faktor lingkungan kemungkinan besar tidak diperhitungkan.  Cara mengambil data yang salah juga bisa, misalnya termometer tembak ditembakan saat bulan purnama.  Tentu kita bertanya, itu termometer ditembakkan ke mana?  Jika dikatakan suhu saat purnama lebih dingin 6 derajat, dibandingkan dengan pengukuran kapan? Apakah dibandingkan dengan saat bukan bulan purnama? Waduh.  Benar-benar kebangetan tidak faham.


Penutup
 
Percobaan atau kalau di sekolah dan universitas disebut praktikum telah biasa dilakukan oleh jutaan pelajar dan mahasiswa.  Di dalam praktikum kita diajarkan bagaimana cara melakukannya seperti mempelajari teori atau hukum yang melandasi praktikum tersebut, tujuan dilakukannya praktikum, peralatan atau alat ukur apa yang bisa digunakan, metode atau cara pengambilan data, mempelajari pengaruh lingkungan seperti tekanan atmosir, suhu ruang, kelembaban udara, kecerahan cahaya ruang dsb, dan juga cara membuat laporan praktikum.
 
Teori dasar yang melandasi sebuah praktikum amatlah penting.  Sebab berangkat dari teori inilah sebuah praktikum bisa dilakukan.  Dalam sebuah laporan praktikum, teori dasar harus dicantumkan.  Teori dasar berisi antara lain teori-teori dasar dan hukum-hukum sains yang berhubungan dengan tema praktikum, kadang juga dijelaskan definisi besaran-besaran yang berhubungan dengan praktikum.
 
Misalkan kita akan melakukan praktikum untuk mengukur besar arus listrik yang mengalir dalam sebuah hambatan.  Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mencari hubungan antara tegangan dan arus, juga untuk membuktikan hukum ohm.  Di dalam teori dasar harus kita menjelaskan pengertian arus listrik, tegangan dan hambatan, juga teori dasar kelistrikan misalnya teori rangkaian dan tidak kalah pentingnya adalah hukum ohm.
 
            Nah sampai di sini kita tahu bahwa sebuah percobaan harus dilandasi dengan sebuah teori yang sesuai.  Percobaan untuk mengukur suhu cahaya adalah sebuah percobaan yang berangkat dari sebuah pemahaman teori yang salah.  Orang yang melakukan percobaan ini benar-benar tidak mengerti dengan apa yang akan diukurnya.  Dan tentunya hanya kata “prihatin” yang bisa kita katakan ketika orang dengan kompetensi seperti ini berteori tentang “mitos gravitasi”, bumi datar, matahari dan bulan dekat.  Semoga beliau mau belajar lagi.

 JADI MASIHKAH PERCAYA BUMI DATAR?

8 komentar:

Unknown mengatakan...

Mas Ilmu Kucari, Saya blm benar2 faham tentang gelombang electromagnetic atau cahaya ini. Yang saya fahami, bahwa gelombang hanyalah suatu bentuk gerakan berpola yg merambat secara beraturan berkesinambungan yang terjadi pada suatu medium sebagai reaksi Dari penambahan energy atau gaya tiba2 di suatu titik pada medium tersebut. Jika kita menyebut cahaya sebagai suatu gelombang, maka harus ada medium yg digetarkan, tapi selalu disebut tidak perlu medium, makanya hal yg berbeda ini membuat saya bingung. Saya lbh sreg kalau cahaya adalah suatu pancaran (radiasi) partikel cahaya (photon) yang keluar dari suatu sumber cahaya secara berpola atau bergelombang. Pengertian INI bagi Saya lbh masuk akal. Seperti halnya bunyi adalah udara yg bergetar, sedangkan cahaya adalah photon yg bergetar. Mohon penjelasanya. Terima kasih.

ILMU KUCARI mengatakan...

Menarik sekali diskusi dari Mas Sanusi.
Cahaya memiliki sifat dualisme partikel-gelombang artinya terkadang cahaya berprilaku sebagai gelombang dan kadang sebagai partikel, tergantung dari peristiwa apa yang sedang terjadi.

Gelombang adalah energi yang sedang merambat melalui medium yang bergerak bolak-balik membentuk puncak dan lembah. Medium tersebut tidak merambat, hanya bergerak bolak-balik (bergetar) yang merambat adalah energinya. Seperti energi yang merambat pada tali yang satu ujungnya diikat di tiang dan satu ujungnya digoyang, energi akan merambat pada tali, sedang talinya sendiri tidak merambat hanya bergetar.

Hal khusus terjadi pada cahaya. Cahaya memiliki komponen getar sendiri yaitu komponen getar listrik dan getar magnet, sehingga cahaya tidak memerlukan medium untuk merambat.

Bukti bahwa cahaya berprilaku sebagai gelombang misalnya pada peristiwa difraksi, polarisasi, refraksi dan pemantulan. Pada peristiwa difraksi terjadi pola terang dan gelap yang menunjukkan terjadinya perpaduan gelombang yang saling melemahkan saat berbeda fase dan saling menguatkan saat sefase. Pada peristiwa polarisasi, arah komponen getar dapat diseragamkan dan diputar misalnya pada teknologi layar LCD.

Bukti bahwa cahaya berprilaku sebagai partikel adalah pada peristiwa efek fotolistrik. Pada peristiwa efek fotolistrik cahaya bertindak sebagai partikel seperti bola-bola kecil. Efek fotolistrik biasanya terjadi saat kita menembakkan cahaya pada sebuah plat logam sehingga elektron pada plat akan terlempar keluar.

Mengapa pada peristiwa efek fotolistrik, cahaya harus dianggap sebagai partikel ?

Energi minimal yang diperlukan untuk melepaskan elektron pada logam ternyata tidak tergantung pada intensitas cahaya tapi bergantung pada frekuensinya. Jadi berapapun besar intensitas cahaya yang mengenai plat tidak akan mampu melepaskan elektron selama frekuensinya masih di bawah frekuensi minimum. Ini mengindikasikan bahwa cahaya tidak berprilaku sebagai gelombang tapi sebagai partikel-partikel kecil dengan energi terkuantisasi yang besarnya sebanding dengan frekuensinya. Besar energi partikel ini sama dengan frekuensi dikali konstanta plank.

Partikel cahaya tersebut terkenal dengan nama foton. Dalam praktikum efek fotolistrik seperti yang pernah saya lakukan saat kuliah dulu, elektron yang terlempar itu ditangkap dan dialirkan ke penghantar dan menjadi arus listrik. Makanya peristiwa tersebut dinamakan efek fotolistrik. Efek fotolistrik ditemukan oleh Einstein dan dengannya Einstein mendapat hadiah Nobel. Efek fotolistrik menandai awal masa fisika kuantum, yang mulai mengenal energi yang terkuantisasi (energi dalam bentuk paket-paket bukan dalam bentuk gelondongan).

Jadi memang benar cahaya bisa juga disebut foton. Makanya hasil jepretan dari kamera kita sebut foto, berasal dari kata foton yang berarti cahaya.



Foton itu sebenarnya adalah cahaya yang berprilaku sebagai partikel. Pada prinsipnya cahaya adalah energi yang sedang merambat maka ketika energinya diserap foton akan berubah menjadi bentuk energi lain, misalnya menjadi panas atau energi kinetik pada elektron yang terlempar dsb.

Tentu saja karena foton adalah cahaya maka kecepatannya juga sama dengan kecepatan cahaya.



Nah seperti itu Mas Sanusi, Dan ini juga sekaligus tanggapan pada seri ke-35, jadi saya tidak membalas di sana. semoga bermanfaat.


Unknown mengatakan...

Terima kasih atas penjelasanya Mas Ilmu Kucari, cuma Saya masih blm juga faham nih, hehe, terutama di penjelasan paraghrap ke 3 bahwa cahaya memiliki komponen getar sendiri, yaitu komponen getar listrik Dan komponen getar magnet. Yang dimaksud komponen getar listrik disini itu APA ya? Apakah Maksudnya Medan listrik kah? Dan Komponen getar magnet di sini itu APA? Apakah maksudnya medan magnet kah? Kalaupun itu yg dimaksud adalah 'medan', koq rambatanya bisa sangat jauh ya? Saya malah lebih faham yg disebut gelombang gravitasi yg baru2 ini dilaporkan terdeteksi, dimana komponen/medium yg bergelombang (bergetar) adalah ruang-waktu. Terima kasih sebelumnya, maaf merepotkan.salam

ILMU KUCARI mengatakan...

Betul memang komponen getar pada gelombang elektromagnetik termasuk cahaya adalah medan magnet dan medan listrik. Pada dasarnya cahaya adalah energi yang sedang merambat. Cahaya bukan saja dapat menempuh jarak yang sangat jauh bahkan cahaya dapat menempuh jarak tak berhingga selama energinya tidak diserap oleh materi lain, ini sesuai dengan hukum kekekalan energi.

Mari kita bayangkan, kita mempunyai sumber gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 3 meter. Gelombang elektromagnetik tersebut kita tembakan selama 1 detik ( Kecepatan gelombang elektromagnetik adalah sama dengan kecepatan cahaya ). Maka akan terbentuk berkas sepanjang 300 juta meter yang berisi 100 juta gelombang (dg 2 komponen getar) yang melintasi ruang-waktu. Berkas tersebut akan terus bergerak sampai jarak tak berhingga selama tidak menabrak materi lain.



Oh ya, saya jadi teringat tantangan Mas Sanusi untuk membuat kamera yang dapat memotret masa lalu. Salah satu caranya yaitu kita harus dapat mengejar dan menangkap berkas cahaya masa lalu tersebut yang mungkin masih dan sedang melintasi ruang-waktu. Ini sudah diterapkan, ketika kita memotret matahari, sebenarnya kita sedang memotret masa lalu matahari, yaitu keadaan matahari 7 atau 8 menit yang lalu.

Unknown mengatakan...

Apakah artinya energy bisa merambat secara bebas tanpa melibatkan massa? Apakah ada fenomena rambatan energi lain yang seperti fenomena cahaya?

Oh iya tantangan Saya masih berlaku ya, karena untuk menangkap cahaya masa lalu yang masih sedang bergerak sepertinya hanya ada di luar angkasa, impossible ngejarnya. Heheh. Dan Iya sih, sebenarnya kita selalu memotret dan melihat masa lalu, tapi itu tergantung jarak benda, semakin jauh semakin lama masanya. Jadi tantangan Saya msh berlaku ya, hehe

ILMU KUCARI mengatakan...

Bentuk-bentuk energi lain memang harus melibatkan massa untuk bisa berpindah atau mengalir. Misalnya energi panas yang mengalir dengan tiga cara, dua diantaranya melibatkan massa atau medium yaitu konduksi dan konveksi, sementara satunya tidak memerlukan medium atau massa yaitu dengan cara radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik.

Unknown mengatakan...

Hmmm, kalau begitu energi emang benar2 sangat pintar berpindah Dan berubah bentuk. Tak ada cara lain, massa/medium pun, bikin cara/medium versi sendiri, yaitu gelombang elektromagnet. (kesimpulan saya)

ILMU KUCARI mengatakan...

Ya memang itulah cahaya. Salah satu fungsi sains adalah menjelaskan gejala-gejala di alam dengan membuat model beserta seperangkat teori, rumus, hukum dan penjelasannya. Penjelasan yang paling baik dengan mengkuti kaedah-kaedah dalam sains, itulah yang diterima. Untuk masalah cahaya, saat ini penjelasan yang paling baik ya seperti itu. Kalau suatu hari nanti ada penjelasan yang lebih baik lagi tentu ada peluang untuk diterima.

Begitu juga dengan bentuk bumi, tata surya dan alam semesta. Tinggal diuji saja mana yang bisa menjelaskan berbagai macam gejala dan fenomena alam yang kita lihat dan rasakan sehari-hari. Mana yang penjelasannya paling baik itulah saat ini yang diterima. Jika suatu hari nanti ada yang membuat model yang bisa menjelaskan dengan lebih baik, tentu memilki peluang untuk bisa diterima.

SERI BUMI DATAR?

Bukti Empiris Revolusi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Rotasi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Gravitasi + Pengantar

Seri 43 : Bantahan Cerdas Penganut FE3

Seri 42 : Bantahan Cerdas Penganut FE 2
Seri 41 : Melihat Satelit ISS sedang mengorbit Bumi
Seri 40 : Bantahan Cerdas Penganut FE

Seri 39 : Arah Kiblat Membuktikan Bumi Bulat

Seri 38 : Equation Of Time

Seri 37 : Mengenal Umbra Penumbra dan Sudut Datang Cahaya

Seri 36 : Fase Bulan Bukan Karena Bayangan Bumi
Seri 35 : Percobaan Paling Keliru FE
Seri 34 : Analogi Gravitasi Yang Keliru
Seri 33 : Belajar Dari Gangguan Satelit
Seri 32 : Mengapa Horizon Terlihat Lurus?
Seri 31 : Cara Menghitung Jarak Horizon
Seri 30 : Mengapa Rotasi Bumi Tidak Kita Rasakan
Seri 29 : Observasi Untuk Memahami Bentuk Bumi
Seri 28 : Permukaan Air Melengkung
Seri 27 : Aliran Sungai Amazon
Seri 26 : Komentar dari Sahabat
Seri 25 : Buat Sahabatku (Kisah Kliwon menanggapi surat FE101 untuk Prof. dari LAPAN)
Seri 24 : Bukti Empiris Gravitasi
Seri 23 : Bukti Empiris Revolusi Bumi
Seri 22 : Bukti Empiris Rotasi Bumi
Seri 21 : Sejarah Singkat Manusia Memahami Alam Semesta

Seri 20 : Waktu Shalat 212
Seri 19 : Kecepatan Terminal
Seri 18 : Pasang Surut Air Laut
Seri 17 : Bisakah kita mengukur suhu sinar bulan?
Seri 16 : Refraksi
Seri 15 : Ayo Kita Belajar Lagi
Seri 14 : Perspektif
Seri 13 : Meluruskan Kekeliruan Pemahaman Gravitasi
Seri 12 : Teknik Merasakan Lengkungan Bumi
Seri 11 : Gaya Archimedes terjadi karena gravitasi
Seri 10 : Azimuthal Equidistant
Seri 9 : Ketinggian Matahari pada bumi datar
Seri 8 : Bintang Kutub membuktikan bumi bulat
Seri 7 : Satelit Membuktikan Bumi berotasi
Seri 6 : Rasi Bintang membuktikan bumi berputar dan berkeliling
Seri 5 : Gravitasi membuktikan bumi bulat
Seri 4 : Besi tenggelam dan Gabus terapung
Seri 3 : Gaya gravitasi sementara dirumahkan
Seri 2 : Bola Golf jadi Penantang
Seri 1 : Satelit yang diingkari