Sabtu, 01 April 2017

SERI BUMI DATAR? BAGIAN 27 : ALIRAN SUNGAI AMAZON



Beberapa kali saya menjumpai web atau artikel yang membahas aliran sungai NIL dan juga sungai Amazon yang sangat panjang.  Jika kita petakan aliran sungai ini pada bola bumi maka kita akan mendapati seolah olah aliran air ini menanjak menuju ke puncak lengkungan.  Mereka yang masih belum mengerti bentuk bumi yang bulat menggunakan fenomena ini sebagai hujjah untuk membantah bentuk bumi yang bulat.  

Seorang sahabat juga ada yang menanyakan kepada saya tentang aliran sungai Amazon.  Saya apresiasi sahabat yang mau bertanya dan mencari tahu.  Mestinya demikianlah yang tepat dilakukan bukan malah membantah karena ketidakfahamannya.  Semoga sahabat-sahabat  mendapatkan pencerahan setelah membaca penjelasan berikut.

Dalam seri ini saya akan menjelaskan bahwa sebenarnya aliran sungai yang panjang seperti sungai Amazon tidaklah menanjak.  Kekeliruan anggapan tersebut terjadi karena kita belum faham konsep atas dan bawah.  Mungkin kita belum faham bagian manakah yang disebut atas atau bawah pada bola bumi.  Apa yang menyebabkan terjadinya atas dan bawah.  Mari kita ikuti penjelasannya.


Gaya gravitasi bumi

Gaya gravitasi bumi pada sebuah benda yang berada di permukaan bumi adalah gaya tarik menarik bumi dengan benda akibat massa yang dimiliki keduanya.  Bumi dan benda akan saling tarik-menarik dengan gaya yang besarnya dirumuskan dalam hukum gravitasi Newton.  Gaya tarik yang dialami bumi dan benda besarnya adalah sama. Jika kita misalkan gaya tarik menarik tersebut sebesar F, maka percepatan yang dialami bumi sama dengan F dibagi massa bumi, hasilnya amat sangat kecil. Sedangkan percepatan yang dialami benda sama dengan F dibagi massa benda dan hasilnya sekitar 9,8m/s2, angka ini disebut percepatan gravitasi di permukaan bumi.  Gaya gravitasi benda akibat ditarik bumi ini tidak lain dan tidak bukan adalah gaya berat benda, atau kita sebut berat saja. (Harap dibedakan dengan massa benda)

Gaya gravitasi berlaku di mana pun di alam semesta ini, baik di darat, di udara, di laut, di air maupun di ruang hampa. Silakan baca artikel "Gaya Archimedes terjadi karena gravitasi". Gaya Archimedes berlaku pada fluida (zat cair maupun gas). 

Gaya gravitasi bumilah yang menyebabkan adanya rasa atas dan bawah bagi manusia.  Jika kita membayangkan sedang melayang-layang di alam semesta di antara milyaran benda-benda langit  maka tidak ada yang namanya atas dan bawah.  Andaikan saat itu kita sedang menyaksikan bumi yang melayang di alam semesta pun kita tidak bisa mengatakan mana bagian atas mana bagian bawah dari bola bumi.  Kita merasakan atas dan bawah saat merasakan ditarik oleh gaya gravitasi bumi.


Pusat Massa benda

Untuk benda-benda tegar homogen (massa jenisnya tersebar merata) pusat massa terletak pada kesetimbangan geometri (bentuk) benda.  Misalnya benda pejal homogen yang berbentuk kubus, pusat massanya terletak tepat di tengah-tengah kubus (titik temu di antara diagonal ruangnya). Untuk benda pejal homogen berbentuk bola, pusat massanya terletak tepat di pusat bola.  Jika bumi kita anggap benda pejal homogen berbentuk bulat sempurna maka pusat massa bumi terletak tepat di tengah pusat bola.  Namun karena bumi tidaklah homogen dan bentuknya tidak bulat sempurna maka pusat massa bumi mungkin tidaklah benar-benar tepat di pusat bola.  Namun demikian, sebagai pendekatan ketika kita membahas masalah gravitasi kita bisa menganggap pusat massa bumi terletak tepat di tengah-tengah bola bumi.


Ketinggian

Ketinggian adalah sebuah besaran yang mirip dengan jarak atau panjang dengan satuan meter atau kilo meter atau satuan panjang lainnya. Namun ketinggian lebih bersifat khusus.  Disebut khusus karena arah ketinggian segaris dengan pusat massa bumi, sedangkan jarak atau panjang arahnya bebas (bisa ke mana saja) dalam ruang tiga dimensi.  Jarak atau panjang bersifat relatif artinya suatu jarak adalah kedudukan yang diukur dari suatu titik acuan ( titik referensi).  Misalnya ketika kita bertanya berapa jarak kota Solo, maka kita harus menyebutkan diukur dari mana. Begitu juga dengan ketinggian, ketinggian suatu tempat diukur terhadap suatu titik acuan. 

 Titik acuan bisa di mana saja, misalnya di tanah yang sedang kita pijak, di puncak pohon, di permukaan air laut, di pusat massa bumi atau di mana saja. Titik acauan tersebut kita anggap sebagai titik nol, atau ketinggian nol. Misalnya kita mengatakan tinggi tiang bendera 10 meter, tentu ini diukur dari tanah di mana tiang bendera itu ditancapkan dengan menganggap tanah sebagai ketinggian nol.  Misalnya lagi tinggi pesawat terbang 10.000 kaki, umumnya diukur dari permukaan air laut (dpl). 

            Namun demikian sebenarnya acuan awal ketinggian adalah pusat massa bumi.  Kita bisa mengatakan pusat massa bumi adalah tinggi nol absolut karena tidak ada tempat yang lebih rendah dari pusat massa bumi, sementara tempat yang lain bisa dijadikan sebagai tinggi nol relatif.  Misalnya jika kita anggap dasar laut adalah titik nol maka tinggi permukaan air laut adalah jarak yang diukur dari permukaan air laut dengan dasar laut.

            Jadi ketinggian suatu tempat sebenarnya adalah perbedaan tinggi antara tempat tersebut dengan suatu titik acuan yang kita anggap sebagai nol.  Keistimewaannya adalah jika kita tarik garis lurus antara titik yang kita ukur tingginya dengan titik acuan,  maka garis itu akan mengarah ke pusat massa bumi. Silakan dibayangkan, Tugu Monas yang tegak, antara puncak dan dasarnya jika kita tarik garis lurus dan diperpanjang ke bawah maka akan mengarah ke pusat massa bumi.  Atau silakan gantungkan sebuah bandul dengan tali, maka tali akan mengarah ke pusat massa bumi.

Dalam konsep bumi bulat, bagian paling bawah adalah pusat massa bumi. Dan bagian yang lebih atas (atau lebih tinggi) adalah ketika menjauh dari pusat massa bumi (Mohon ini difahami). Suatu tempat misalnya A dikatakan lebih tinggi dari pada B adalah ketika jarak A ke pusat massa bumi lebih jauh daripada jarak B ke pusat massa bumi.  

Mari kita bayangkan, ketika kita berdiri di belahan bola bumi manapun misalnya di Indonesia atau di Amerika, kaki kita tetap sebagai bagian bawah dan kepala kita adalah bagian atas. Mengapa demikian, padahal letak Amerika di belakang Indonesia pada bola bumi?  Karena jarak kaki kita lebih dekat dengan pusat massa bumi dari pada jarak kepala kita dengan pusat massa bumi.  Perhatikan ilustrasi  berikut.



Jika kita sudah faham dengan konsep tersebut maka kita akan faham bahwa  air yang mengalir di sungai Amazon sebenarnya sedang mencari tempat yang lebih rendah atau tempat yang jarak dari pusat massa bumi lebih dekat, atau air sedang mendekatkan diri dengan pusat massa bumi.  Sekali lagi tidak ada air yang alirannya menanjak.  Juga tidak ada samudra yang terbalik.  Jika ada orang yang masih beranggapan ada samudra yang terbalik, itu akibat belum faham.  Alangkah eloknya jika mau belajar lagi, bukan malah menggunakan ketidakfahamannya untuk berhujjah.

Intinya fahami dulu konsep atas-bawah pada bola bumi. Jangan dibayangkan kita sedang berdiri di hadapan sebuah bola, karena pada kasus ini, bagian bawah bola adalah bagian yang menyentuh tanah dan bagian atas adalah yang  paling jauh dari tanah. Pada kasus demikian tentu akan aneh jika ada air yang mengalir dari bawah ke bagian atas bola.  Konsep atas-bawah pada bola bumi bukanlah seperti kasus tersebut di atas.  Atas-bawah pada bola bumi yang sedang 'mengambang' di alam semesta bukanlah kutub utara vs kutub selatan atau Indonesia vs Amerika.  Di alam semesta tidak ada atas dan bawah bagi manusia selain mengacu pada pusat massa bumi.  Kuncinya kita harus memahami bahwa atas-bawah bagi manusia yang tinggal di bumi mengacu pada jarak terhadap pusat massa bumi dan ini terjadi karena gaya gravitasi bumi.

Sebagai bonus informasi yang mudah-mudahan berguna, permukaan air laut umumnya dijadikan sebagai acuan ketinggian suatu tempat karena sifat liquid air yang ditarik oleh gaya gravitasi bumi menyebabkan permukaan air melengkung mengikuti jari-jari bumi.  Sehingga di samudra manapun permukaan air laut bisa dijadikan sebagai acuan ketinggian nol karena permukaan air laut di manapun memiliki jarak yang sama terhadap pusat massa bumi. Hal berbeda terjadi di daratan, misalnya gunung, walaupun ditarik oleh gravitasi ke pusat massa bumi namun sifat zat padatnya tetap mampu menahan tingginya yang  menjulang.

 Jika ada yang mengatakan permukaan air adalah datar, itu karena belum faham. Permukaan air di gelas atau di kolam terlihat datar karena mata kita tidak bisa mendeteksinya. Untuk melihat air yang melengkung, silakan amati kapal yang terlihat sedang tenggelam di horizon.  Bagian bawah kapal tidak terlihat akibat terhalang oleh air yang melengkung mengikuti jari-jari bumi. Jika ada orang yang mengatakan bagian bawah kapal tidak terlihat karena persfektif itu akibat belum faham dan mengerti apa itu persfektif. Semoga orang yang demikian mau belajar lagi dan tidak lagi menggunakan ketidakfahamannya untuk berhujjah yang akhirnya membuat orang lain tersesat.  Ingatlah pahala yang mengalir itu adalah ilmu yang berguna bukan ilmu yang menyesatkan.

Saran

Kepada sahabat yang masih ngotot bahwa bentuk bumi tidaklah bulat, saya sarankan bertanyalah pada diri sendiri; sudah sejauh mana belajar ilmu Fisika, Astronomi dan pengetahuan tentang perkembangan sains sejak jaman Yunani, jaman keemasan Islam dan kemajuan di Eropa.  Jika merasa masih kurang monggo silakan belajar lagi.  Tidak usahlah berargumen karena ketidakmengertian.  Ketika mengatakan bumi datar atau bulat, berargumenlah dengan ilmu pengetahuan bukan dengan ketidaktahuan.


Semoga bermanfaat





26 komentar:

Unknown mengatakan...

Menarik penjelasannya. Coba kita kembali ke kutipan Anda sendiri ttg kapal yg "menghilang" krn lengkungan bumi. Coba hitung secara matematis lengkungan bumi terjadi setiap brp km dan brp nilai lengkungannya. Inget pertama matematis dulu ya.

Ok kalo sudah dapat nilainya lgsung buktikan secara langsung. Krn Fisika bukanlah ilmu hitung teoritis, tp harus dibuktikan.

Ada dua cara yg paling akurat utk pembuktian. Pertama gunakan kamera dengan zoom terbanyak (setau sy Nikon p900) tp silakan kalo ada yg lebih canggih, Krn bukan itu poinnya. Yg penting tingkat zoomingnya.

Cara kedua sinar laser. Sinar laser bisa menempuh 20 km kurang lebih. Kalo menurut hasil hitungan sy 20 km sudah dua kali lebih lengkungan bumi. Makanya sy buat objektif yaitu silakan Anda hitung sendiri biar angkanya objektif.

Nah pembuktiannya sederhana. Silakan zoom kapal yg sudah melewati jarak lengkungan bumi (hasil hitungan Anda) apakah masih kelihatan ? Jika Masih keliatan tanpa "menghilang"
Maka disaat itu pula terbukti bumi tidak bulat. Terlepas dr bentuk bumi yg sebenarnya apa, Krn itu bab baru.

Cara kedua dgn sinar laser. Lebih enak jika dibuktikan oleh 2 org. Yg satu di atas permukaan air di dekat pantai, yg satu di tengah laut dgn jarak (sesuai hitungan Anda) nah setelah di jarak yg sesuai, tembakan sinar laser dgn media kertas HVS baik dr teman Anda yg di tengah laut atau Anda yg di dekat pantai. Agar kedua dari Anda mendapat pembuktian yg akurat dan tidak sepihak. Lakukan. Percobaan ini di saat air laut dalam keadaan minim ombak. Jika sinar laser tembus ke kertas HVS, maka terbukti tidak ada lengkungan bumi. Nah 2 percobaan sederhana ini bisa dilakukan oleh siapapun dgn biaya yg cukup terjangkau.

Sy adalah pecinta fisika, bukan penganut FE atau penentang GE. Bagi sy teori bisa diperkuat dgn teori baru yg mendukung. Tp jika ribuan teori lama yg saling menguatkan bisa dibantah dengan pembuktian empiris, maka teori lama runtuh. Hanya Krn doktrin yg sudah terlalu nempel, maka setelah bukti empiris yg kita lakukan sendiri pun kadang msh sulit menggoyahkan doktrin ke pikiran kita. Tp semua itu kembali ke kita masing2. Yg jelas jika Anda, saudaraku sudah melakukan salah satu dr pembuktian di atas atau lebih bagus lagi dua2nya, silakan balas reply sy ini dan kita lanjut diskusi. Tp jika belum, sebaiknya tahan dulu argumen nya Krn percuma berargumen ttg fisika tanpa pembuktian nyata. Ingat sy pun pernah membuktikannya makanya sy berani menyarankan. Oh iya satu hal lagi yg boleh Anda cari argumennya. Jika Anda sudah membuktikan 2 percobaan di atas, silakan cari teori yg bisa membantahkan mengapa kapal tetap terlihat dan sinar laser dapat tembus lurus ke HVS, yg seharusnya jika bumi bulat, sinarnya pasti melenceng Krn lengkungan bumi...

Mungkin itu saja reply sy. Sy lebih suka reply di blog ini dr pada blog sebelah Krn blog ini lebih ilmiah. Terimakasih

ILMU KUCARI mengatakan...

Terima kasih atas komentarnya.

Kapal tetap terlihat utuh setelah melewati horizon?
Apakah Mas pernah membuktikan sendiri? Apakah karena video di youtube? Maaf Mas video itu keliru total.
Silakan baca bagian 14 : Persfektif. Di situ saya jelaskan kekeliruan video tersebut. Saya jelaskan juga bagaimana teknik melihat kapal yang semakin menghilang bagian bawahnya.

Soal kapal terlihat bagian atasnya saja setelah melewati horizon sudah saya jelaskan dan saya buktikan sendiri dan sudah banyak orang yang membuktikan. Bahkan salah satu alasan Aristoteles menyatakan bentuk bumi bulat adalah karena hal ini. Ini data EMPIRIS Mas. Monggo silakan buktikan sendiri mas, agar lebih yakin. Silakan buktikan Mas, mau pake kamera atau tidak monggo. Silakan Mas, daripada hanya katanya atau dari video.

Soal laser, sudah saya jelaskan. Ketika kapal yang bagian bawahnya sudah tidak terlihat apakah masih bisa ditembak bagian bawahnya dengan LASER?
Mas, kita melihat sebuah benda karena ada pantulan cahaya dari benda ke mata kita LURUS MAS kaya LASER. Jadi penggunaan LASER dalam hal ini SAMA SAJA dengan kita melihat benda. Jadi sudah pasti 100% bagian bawah kapal yang tidak terlihat tidak mungkin bisa ditembak dengana LASER. Silakan dibuktikan MAS.



Silakan baca bagian 16 : Refraksi.

Sekali lagi Mas Silakan buktikan sendiri daripada ragu atau katanya.

Orang cerdas di dunia ini jutaan Mas, jika hal semacam ini saja bisa membuktikan bumi datar sudah pasti mereka akan mengemukakannya dari jaman Aristoteles tentunya.
Dalam sains tidak ada doktrin Mas, semua orang bisa membuktikan dengan percobaan dan penalaran ilmiah.

Saya apresiasi.

Terima kasih.

Unknown mengatakan...

Mas, sy hargai penjelasannya. Tp kalo mas baca reply saya dr awal, secara objektif, tanpa berpihak, mas akan melihat kata2 sy tentang "sy sudah membuktikannya" dan sy juga menulis "kita diskusi lg setelah mas juga membuktikan 2 percobaan tersebut" pertanyaannya sudahkah mas coba lakukan 2 percobaan tsb ?

Seperti yg sy katakan, melepas doktrin itu sulit Mas. Sy pun awalnya seperti mas. Tp sekali lg sy katakan, sy bukan Penganut FE. Dan sy juga bukan penentang GE. Tp sy cinta fisika. Ketika sy dengar pertama kali ttg 2 percobaan di atas, sy tergoda melakukannya dan akhirnya sy membuktikannya.

Kalo mengenai kalimat mas ada jutaan org cerdas, tidak mungkin tidak ada yg sadar ttg hal di atas mas salah besar. Baca artikel2 resmi di perpustakaan nasional di Salemba, mas akan menemukan bbrapa referensi.

Tp jgn didebat yah Mas. Sy pengennya diskusi, bukan debat. Seperti sy bilang blog ini lebih asyik utk diskusi ketimbang blog sebelah.

Sy punya titipan itu aja. Jika mas sudah membuktikan dgn perhitungan yg objektif ttg lengkungan bumi, lalu praktekan keduanya, baru kita diskusi ttg hal ini. Tp jika belum, ada baiknya kita diskusi hal lain...
Terimakasih

Unknown mengatakan...

Oh iya sambil menunggu lanjutan diskusi kita di atas, tentunya setelah mas sudah membuktikannya. Sy punya bahan diskusi lainnya... Ttg asal muasal manusia, mas peganut teori Darwin atau Harun Yahya ?

Sy tidak mempermasalahkan mas penganut yg mana. Tp dunia geger Krn teori Darwin yg sudah berumur sekian tahun runtuh... Pertanyaannya apakah selama kurun waktu tersebut tidak ada org cerdas yg membuktikan teori Darwin salah, mengapa baru abad ke 21 dibuktikan oleh Harun Yahya.

Nah seperti kutipan kalimat mas sendiri yg sy copas berikut ini

Orang cerdas di dunia ini jutaan Mas, jika hal semacam ini saja bisa membuktikan bumi datar sudah pasti mereka akan mengemukakannya dari jaman Aristoteles tentunya.


Jadi menurut sy, kalimat mas di atas benar. Cuma kurang lengkap sedikit. Jutaan org cerdas di dunia, banyak yg membuktikan teori2 baru yg anti mainstream dgn yg sudah ada. Hanya mereka tidak terpublikasi seperti Harun Yahya. Ya banyak faktor sih. Tp sy rasa 2 penyebab utamanya , pertama harta, kedua kekuasaan. Sebenar apapun seseorang, jika tidak punya kedua hal tsb, sulit utk terpublikasikan.

Apalagi sistem dunia sangat menekan org2 dgn ideologi baru yg bisa meruntuhkan ideologi lama.

Tapi balik k awal diskusi, maaf sy ganti pertanyaannya. Mas lebih cenderung ke teori Darwin atau Harun Yahya ttg asal usul manusia.

Terimakasih. Semoga diskusi ini akan. Menambah wawasan kita bersama

ILMU KUCARI mengatakan...

Alhamdulillah diskusi kita semakin menarik. Mohon maaf saya bukan mendebat.

Saya apresiasi Mas sudah melakukan pembuktian. Tentu ini butuh modal yang besar ya Mas, harus nyewa kapal dan tentu dilakukan oleh tim bukan satu atau dua orang. Oh ya Mas jangan lakukan percobaan LASER di daratan ya, itu keliru. Percobaan yang benar harus mengikuti metode ilmiah.

Terus terang saya belum bisa melakukan hal yang seperti itu, saya hanya bisa membuktikan kapal yang semakin tenggelam di horizon. Ini bagi saya amat sangat cukup buat membuktikan bahwa permukaan air melengkung mengikuti jejari bumi. Jika permukaan air datar maka tidak akan ada fenomena seperti ini.
Apakah Mas bisa menjelaskannya bagaimana kapal sedikit demi sedkit tenggelam di horizon? Atau Mas belum percaya fenomena tersebut? Kalau belum silakan dibuktikan sendiri Mas.

Sebuah percobaan untuk meyakinkan orang tidaklah cukup dengan klaim. Seperti klaim saya mengaku sudah membuktikan sendiri. Atau hanya ditunjukan dengan video. Mas sudah mengaku sudah membuktikan sendiri, silakan ditulis laporannya dalam jurnal ilmiah Mas. Saya tunggu.. Sungguh. Itulah jalan satu-satunya agar percobaan bisa dinilai kesahihannya. Kalau hanya sekedar klaim tentu masih banyak hal yang diragukan, terutama metodenya. Sungguh saya tunggu.

Beberapa seri sudah saya jelaskan tentang perbedaan teori dan hukum dalam sains. Tentu saja teori Darwin hanya sebuah teori yang masih sangat membutuhkan pembuktian. Dan nyatanya bukti teori Darwin amat sangat minim. Sudah jutaan orang cerdas yang membantah teori Darwin. Saya sendiri pun membantahnya.
Mudah sekali koq membantah teori Darwin. Jika Teori Darwin benar maka akan ada banyak sekali makhluk peralihan baik yang sudah punah berupa fosil maupun yang masih eksis. Nyatanya tidak ada makhluk peralihan dari ikan ke amphibi dari amphibi ke reptil dst. Mestinya ada makhluk peralihan dari kera ke manusia bukan hanya satu tapi milyaran, nyatanya cukup dikatakan dengan "missing link"
Harun Yahya sudah menunjukkannya dengan sangat ilmiah.

Itulah yang saya katakan jika bumi ini datar maka sudah jutaan orang cerdas akan mengemukakannya.
Sementara teori bumi datar yang ada saat ini sama sekali tidak ilmiah. Bagaimana tidak, orang yang mengajukan teori ini saja masih bingung dengan sains. Hal yang membuat saya mengernyitkan dahi adalah "mengukur suhu sinar bulan dengan thermometer", dan masih berpikiran helikopter yang mengapung akan bergeser ke barat.

Manusia di dunia akan percaya bumi datar bila bisa dibuktikan secara ilmiah seperti Harun Yahya membuktikan kelemahan Teori Darwin.

Apakah Mas atau ada orang lain yang bisa membuktikannya secara ilmiah?
Sekali lagi banyak orang cerdas di dunia ini dengan berbagai latar belakang, salah satu atau salah seribu atau salah sejuta akan mengatakan bahwa bumi ini datar jika mereka menemukan bukti ilmiah.
Nyatanya.... Hari ini Teori bumi datar yang muncul hanya seperti itu.

Sekali lagi sains itu bisa dipelajari dan dibuktikan Mas, secara Ilmiah.
Teori Darwin runtuh karena tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Dan saat ini teori bumi datar pun tidak bisa dibuktikan secara ilmiah.

Terima kasih atas diskusinya.

Saya sangat apresiasi.

Unknown mengatakan...

Ok mas makasih atas pemaparannya. Kalo sy pribadi simple aja. Dr SMU sy udh ga sepakat dan sangat mengutuk teori Darwin(maaf Bg pembaca yg mendukung) sederhananya gini. Sains tidak boleh lepas dr ideologi agama. Apapun agamanya. Namun khusus bagi sy muslim ataupun tmn2 Nasrani juga meyakini bahwa manusia pertama di dunia adalah Nabi Adam As. Dr situ saja sudah patah dgn sangat tegas. Namun berbeda dgn mereka para saintis yg atheis. Mereka mengkotak2kan antara sains dan agama harus dibedakan.

Ngomong2 mengenai dasar sains adalah agama apakah mas tergolong saintis yg mengedepankan ketuhanan ? Maaf pertanyaan sy agak sensitif tp jika sy belum dapat jawaban ttg pandangan sains mas, sy sulit utk melanjutkan ke diskusi selanjutnya. Tp apapun jawaban Mas, sy sangat hargai.
Terimakasih Mas. Salam hangat

ILMU KUCARI mengatakan...

Jika Mas Bobi membaca seluruh Seri yang saya tulis di sini 1-27, maka Mas Bobi akan tahu pandangan saya tentang sains dan agama.

Bagi saya sains dan agama adalah dari Allah SWT, tidak ada pertentangan di dalam keduanya. Itulah pandangan para astronom Islam jaman Keemasan seperti Albiruni, Alkhawarizmi dll. Mereka ahli dalam Fisika, Matematika, astonomi dan kebanyakan juga seorang ulama. Mereka tidak mempertentangkan sians dengan agama. Apakah Mas Bobi tidak tahu bahwa seluruh astronom tersebut menyatakan bahwa bentuk bumi adalah bulat? Mohon kalau Mas Bobi saat ini baru tahu silakan pelajari kosmologi Islam jaman keemasan.

Tanda tanya besar buat saya kepada orang muslim yang masih ngeyel bentuk bumi adalah datar atau masih meragukan bentuk bumi yang bulat. Sudah sehebat apakah sains dan ilmu agama mereka dibandingkan dengan para astonom muslim tersebut. Jangan jangan mereka tidak tahu kosmologi Islam jaman keemasan, sehingga mereka percaya bahwa bumi bulat adalah doktrin atau kebohongan yang dipaksakan elit global seperti yang diopinikan oleh pembuat video bumi datar.

Dari diskusi awal pun Mas Bobi sepertinya menganggap pemahaman bumi bulat adalah doktrin, bukankah begitu Mas? Sudah saya katakan tidak ada doktrin dalam sains Mas, yang ada adalah pemahaman ilmiah. Jika doktrin masuk ke sains nasibnya akan sama seperti teori Darwin, sama seperti doktrin pada video bumi datar yang menyatakan bahwa bumi bulat adalah ajaran elit global. Hanya bikin tersenyum orang-orang yang faham.

1 + 1 = 2 itu bukan doktrin Mas, sama seperti hukum-hukum dalam sains karena hal itu mudah sekali dibuktikan oleh siapapun. Gravitasi atau tarik-menarik benda bermassa itu bukan doktrin Mas, itu adalah fakta ilmiah, sudah milyaran kali dibuktikan. Orang yang tidak percaya gravitasi karena belum faham apa itu gravitasi.


Oh ya…Mas saya sangat tertarik dengan dua percobaan yang Mas Bobi klaim. Ini adalah percobaan spektakuler yang bila berisi kebenaran maka Mas Bobi akan jadi ilmuwan nomer wahid melebihi siapapun termasuk Einstein. Makanya saya sangat tertarik. Ini adalah percobaan ke sekian dari penggemar bumi datar yang hasilnya bertolak belakang dengan fakta. Seperti percobaan benda yang terkena sinar bulan suhunya akan turun, percobaan ketinggian tongkat di Surabaya saat kulminasi di Pontianak. Dan percobaan Mas Bobi. Percobaan ini bertolak belakang dengan fenomena kapal tenggelam di horizon.

Saya membayangkan percobaan menembak LASER dari darat ke kapal pada kertas HVS . Kapal terus menjauhi darat, menurut data pengukuran Mas Bobi, LASER akan tetap mengenai HVS. Walaupun terus menjauh dan ketika kapal mulai tenggelam di Horizon LASER tetap mengenai HVS (TANDA TANYA BESAR).
Itulah yang membuat saya tertarik. Saya sedang menunggu Jurnal Ilmiah percobaan Mas bobi. Atau mohon dengan sangat Mas Bobi ceritakan bagaimana Mas Bobi (dan Tim) melakukan percobaan itu, agar saya dapat menilai keabsahannya dan mengetahui di mana letak kesalahan percobaan tersebut bila ada. MOHON DENGAN SANGAT MAS… Saya tunggu ya Mas. Saya percaya Mas Bobi telah melakukan percobaan itu.
Percobaan Mas Bobi lah yang membuat saya tertarik untuk melanjutkan diskusi ini. Karena bila percobaan Mas Bobi ini bernilai kebenaran maka dampaknya akan sangat luar biasa.
SEKALI LAGI, Mohon jelaskan percobaan yang Mas Bobi lakukan, misalnya berapa ketinggian LASER dari permukaan air laut, bagaimana cara mengukurnya ketika ada ombak, dengan instrumen apa jarak diukur dari tepi pantai ke kapal dsbnya.

Soal percobaan dengan kamera sudah saya jelaskan kekeliruannya silakan baca seri Persfektif. Kapal yang hanya terlihat cerobongya saja tidak mungkin akan berubah jadi kapal utuh ketika di zoom berapapun. Silakan kalau Mas Bobi mau mengomentari penjelasan saya tentang kesalahan percobaan dengan kamera tersebut.

Mas kalau saya tunjukan judul bagian tertentu tolong dibaca ya.



ILMU KUCARI mengatakan...

Satu lagi Mas. Ibadah misalnya shalat tentu tidak boleh berdasar pada keraguan. Misalnya ketika hendak shalat kita tidak boleh dalam kondisi ragu apakah waktu shalat sudah masuk atau belum. Nah jika Mas Bobi masih ragu dengan bentuk bumi yang bulat maka Mas Bobi mestinya meragukan waktu shalat yang dikeluarkan oleh DEPAG atau badan-badan HISAB lainnya, sebab waktu shalat itu dibuat berdasarkan pada perhitungan astronomi bumi bulat (silakan baca “waktu shalat 212”).
Jika Mas Bobi masih ragu dengan bentuk bumi yang bulat maka Mas Bobi harus menghisab waktu shalat sendiri berdasarkan bentuk bumi dan alam semesta yang Mas Bobi percayai saat ini.
Silakan Mas Bobi cari referensi apapun misalnya bertanya pada badan-badan HISAB bagaimana membuat jadwal waktu shalat jika Mas Bobi belum percaya pada pernyataan saya tersebut.

Mohon dicatat ya Mas, saya lebih tertarik mendiskusikan percobaan yang Mas Bobi lakukan. Selama diskusi berlanjut akan saya kejar terus percobaan Mas Bobi. Sekali lagi, karena percobaan Mas Bobi ini sangat spektakuler, menuju ke arah geger sains.

Terima kasih

Unknown mengatakan...

Ok mas, terimakasih. Sy hanya bertanya 1 hal saja utk make sure dan agar tidak ada keraguan.

Sebelum sy lanjut sy ingin menegaskan bbrapa hal agar mas tidak salah persepsi.

Pertama sy tidak pernah mengatakan percobaan laser dgn salah satunya berada di darat. Coba cek lg kalimat sy. Sekali lg itu bukan di darat. Tp di atas laut dekat pantai. Tolong dibedakan.

Yg kedua sy bukan penganut bumi datar. Cara mas menjawab reply2 sy seolah menjudge bahwa sy penganut bumi datar. Tolong dicatat, sy penganut Geocentris. Sy tidak perduli mengenai bentuk bumi datar atau bulat. Krn keyakinan sy adalah pada apa yg sy yakini. Jd tolong kita jgn saling menjudge ttg shalat atau apapun itu. Pertanyaan sy ttg pandangan Islam gaya utk make sure bahwa kita sama itu saja. Mengenai ibadah kita masing2 biarkan lah Allah yg menilai. Tp sy berterimakasih bahwa mas sudah mengingatkan sy dalam kebaikan. Tp sy hanya ingin agar obrolan kita tidak saling mengukur nilai ibadah kita masing2.

Ketiga, tolong pahami kata2 sy di awal. Sy akan melanjutkan diskusi kita jika mas sudah melakukannya juga. Krn percuma jika belum, obrolan kita ga akan pernah nyambung. Perlu mas ketahui bahwa percobaan tsb ga memerlukan biaya yg mahal. Tp dibutuhkan keyakinan bahwa ada yg salah dgn sains modern yg selama ini diajarkan (ingat sy ga ngebahas bumi ini datar atau bulat) jd tolong jgn singgung itu lg. Percobaan yg sy maksudkan hanyalah utk membuktikan bahwa ada yg salah dgn sains modern selama ini. Memang terlalu naif jika kita membuktikan bumi ini bentuknya apa gaya dr dua percobaan sederhana. Tp apapun itu silakan mas coba agar mas bisa memahami apa yg sy pahami.
Jd sy akan paparkan mengenai hasil pembuktian sy nanti ketika mas sudah melakukan. Jika ingin me-review konteks percobaannya seperti apa, silakan liat kembali pemaparan sy di chat awal diskusi kita. Apapun hasil percobaan mas, kita akan diskusikan nanti setelah mas melakukannya. Sy harap bisa dimengerti.

Unknown mengatakan...


Ok sy akan melanjutkan mengapa sy menanyakan ttg pandangan sains mas. InsyaAllah kita berpegang teguh kepada Al Quran sebagai dasarnya. Namun kembali ke statement sy sebelumnya, sy bukan penganut FE ( jd tolong jgn singgung ke arah sana lg )

Tp sy penganut Geocentris. Sementara sains modern mengajarkan heliocentris yg dianggap benar. Mengapa sy sangat meyakini bahwa bumi lah Pusat alam semesta, dan semua benda langit termasuk matahari, bulan dan bintang beredar mengelilingi bumi pada garis edarnya masing2. Krn banyak sekali Ayat di Alquran yg menyatakan baik itu tegas ataupun ambigu bahwa matahari dan bulan "bergerak", "pergi", dan kata2 kerja tersebut tegas mengatakan bahwa matahari dan bulan lah yg bergerak mengelilingi bumi. ( Di chat berikutnya akan sy sertakan kutipan ayat apa saja. Dan mas silakan mencari tafsir dr yg mas yakini. Krn banyak sekali org berdebat bahkan bermusuhan hanya Krn membela panutan ahli tafsir masing2. Sy ga mau kita seperti itu.) Jd nanti silakan mas kaji lg bbrpa ayat yg sy maksud.

Kedua adalah dr Alquran yg menceritakan kisah nabi Adam As. ketika Allah menciptakan nabi Adam As. Dr tanah ( unsur tanah identik dgn bumi ) lalu Allah memerintahkan iblis ( dr unsur api identik dgn matahari ) utk sujud pada Adam. Namun Iblis menolak Krn merasa unsur api lebih tinggi dr unsur tanah. Nah Allah menjawab sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu.

Nah poin yg sy ingin kutip adalah dr kisah nabi Adam td sudah menggambarkan secara tersirat salah satu makna(bukan hanya itu ya, tp hanya salah satu) yg mempertegas ayat2 lain yg tegas mengatakan bahwa matahari yg bergerak atas bumi. Itulah dasar2 yg mendasari keyakinan sy bahwa sy adalah penganut Geocentris. Perlu mas ketahui bahwa Copernicus sgt dipengaruhi Martinus Capela(MC) dalami helio centrisnya. Smntara MC adalah penggagas pertama ttg teori Heliocentris yg kemudian diulang kembali oleh copernicus. Sementara MC adalah seorang penyembah dewa matahari( silakan riset sendiri ttg siapa MC dr sumber2 yg menurut mas kredibel)

Maksud sy adalah jika mas menangkap benang merahnya, teori Heliocentris sangat bertentangan dgn ayat2 Al Qur'an. Tp itu bisa dimaklumi Krn latar belakang mereka itu siapa (jika mas sudah meriset dua tokoh tsb Copernicus dan Martinus Capela, mas akan paham maksud sy)


Ok maaf terlalu panjang. Tp mudah2an mas mau membaca perlahan, secara objektif agar bisa memahami pemaparan sy.

Jd intinya adalah sy mengarah ke sebuah pertanyaan besarnya. Apakah mas penganut heliocentris, ataukah mas lebih yakin bahwa bumi lah Pusat alam semesta, krn di situ lah anak cucu nabi Adam as berpijak.

Terimakasih Mas atas reply nya. Salam hangat.

Unknown mengatakan...



(Q.S. Al-Israa’ : 78)

(Q.S. Al-Kahf : 17)

(Q.S. Al-Kahf : 86)

(Q.S. Al-Kahf : 90)

(Q.S. Al-Qiyaamah : 9)

(Q.S. An-Naba’ : 13)

(Q.S. An-Naml : 24)

(Q.S. Ar-Rahmaan : 5)

(Q.S. Ar-Rahmaan : 17)

(Q.S. Ash-Shaaffaat : 5)

(Q.S. Asy-Syams : 1)

(Q.S. Asy-Syu’raa’ : 60)

(Q.S. At-Takwiir : 5)

(Q.S. Fushshilat : 37)

(Q.S. Nuh : 16)

(Q.S. Qaaf : 39)

(Q.S. Thaahaa : 130)

(Q.S. Yaasiin : 38)

(Q.S. Yusuf : 4)

Unknown mengatakan...


(Q.S. Al-Hajj : 18)

(Q.S. Al-Hijr : 73)

(Q.S. Adh-Dhuhaa : 1)

(Q.S. Al-A’raaf : 98)


(Q.S. Thaahaa : 59)

(Q.S. Thaahaa : 119)

ILMU KUCARI mengatakan...

Mas Bobi terima kasih atas masukannya. Mohon maaf bila ada hal yang tidak menyenangkan, walaupun sebenarnya Mas Bobi agak kurang sopan dengan mengajak berdiskusi suatu faham tapi menyembunyikan pemahamannya.

Mohon dijawab seputar percobaan yang Mas bobi lakukan,

1. Berapa ketinggian LASER dari permukaan air laut, bagaimana cara mengukurnya karena tentu ada ombak di pantai.
2. Berapa ketinggian kertas HVS yang ada di kapal dari permukaan air laut, bagaimana cara mengukurnya.
3. Berapa jarak terjauh kapal dari bibir pantai, dengan instrument apa jarak tersebut diukur (Merk dan typenya)
4. Pada jarak berapa saja dilakukan pengamatan LASER mengenai HVS, apakah titik LASER yang mengenai HVS semakin ke atas, apakah pada jarak terjauh masih tetap mengenai HVS.

Mohon dijawab pertanyaan saya ya Mas. Akan saya buatkan simulasinya. Mohon maaf ya percobaan ini hanya bisa membantah jari-jari bumi yang saat ini di percaya sekitar 6ribuan Km. Sementara Jari-jari bumi yang dipercaya saat ini sudah banyak sekali dibuktikan, misalnya HISAB waktu shalat, jarak-jarak penerbangan (belum pernah kita mendengar ada Maskapai penerbangan salah mengitung jarak lalu kehabisan bahan bakar di udara), jarak pelayaran dll. Bahkan pengukuran jari-jari bumi yang dilakukan oleh ilmuwan2 muslim jaman keemasan misalnya Al-Biruni juga mendekati angka tersebut.

Oh ya, hisab waktu shalat juga menggunakan landasan heliosentris loh, apakah ulama-ulama kita tidak membaca ayat-ayat Alquran yang Mas Bobi sodorkan ke saya?
Dan juga saat akhir jaman keemasan Islam beberapa astronom muslim sudah ada yang berfaham mirip Heliosentris, karena saat itu sains makin berkembang jadi semakin banyak bukti bahwa bumilah yang mengelilingi matahari. Apakah astronom muslim tersebut tidak membaca ayat-ayat Alquran?

Mohon maaf Mas saya bukan ahli agama, masalah penafsiran Alquran saya ikut ulama saja, beda dengan Mas Bobi yang ilmu tafsirnya sudah sangat tinggi jadi bisa mengajukan begitu banyak ayat Alquran ke saya. Tapi mohon maaf saya tetap ikut ulama dan tidak mengikuti penafsiran Mas Bobi. Mohon maaf banget…

Saya tidak akan mempengaruhi faham geosentris Mas Bobi. Dan saya hargai faham yang dianut Mas Bobi. Mas Bobi menyalahkan Heliosentris jadi jadwal waktu shalat yang ada saat ini adalah salah menurut Mas Bobi. Sebagai saudara sesama muslim saya menyarankan agar Mas Bobi membuat Hisab waktu shalat sendiri berdasar geosentris agar lebih tenang dan terjamin syarat kita dalam beribadah kepada Allah SWT. Waktu berlebaran saja kadang bisa berbeda dan Insya Allah dua-duanya diterima asalkan dengan keyakinan bahwa 1 syawal sudah masuk.

Dan nasehat saya berikutnya, sebelum mengatakan ada kesalahan dalam sains sebaiknya pelajari dan fahami dulu sains dengan sebaik-baiknya dan sefaham-fahamnya jadi tidak seperti kasus penggemar bumi datar “Membantah sains akibat ketidakfahaman” . Insya Allah saya suka mempelajari sains, mari kita sama-sama terus belajar agar terus diberi pemahaman yang benar.

ILMU KUCARI mengatakan...

Ada ayat-ayat Kauniyah dan juga ada ayat-ayat Qauliyah . Pergantian musim, perbedaan lamanya siang dan malam di berbagai belahan dunia, parallax bintang, aberasi bintang, effek dopler pada bintang, pergeseran rasi bintang itu adalah ayat-ayat Kauniyah dari Allah SWT, sebagai tanda kebesaran Allah agar kita mau berfikir memikirkan penciptaan alam semesta. Ayat-ayat kauniyah ini tidak mungkin bertentangan dengan ayat-ayat Qauliyah (Alquran) jadi mari kita lebih bijak dalam memahami apa yang dimaksud oleh Allah SWT dalam ayat Alquran yang berhubungan dengan alam semesta.

Saya punya pengalaman melakukan observasi bersama anak saya. Selama tiga bulan lebih hampir tiap malam sekitar jam 19.30 saya ajak anak saya keluar rumah untuk mengamati suatu gugus bintang berupa tiga bintang yang membentuk garis lurus. Selama tiga bulan, tiap malam gugus bintang itu terus bergeser posisinya ke barat saat diamati jam 19.30. Dengan hasil observasi ini saya beri pemahaman ke anak saya bahwa itu akibat dari revolusi bumi mengelilingi matahari. Sulit sekali menjelaskan ayat kauniyah ini bila bumi tidak bergerak alias diam.

Saya ada bonus, maaf bukan maksud saya mempengaruhi, ini hanya sebagai bahan belajar saja. Mas Bobi kan suka bukti empiris. Silakan Baca seri 22, 23, 24 Bukti Empiris Rotasi Bumi, Revolusi Bumi dan Gravitasi. Masalah rasi bintang silakan baca seri 6. Silakan lakukan observasi gratis seperti yang saya lakukan.

Maaf saya tidak mencampuri urusan ibadah, saya hanya memberi nasehat, semoga Amal ibadah saya dan Mas Bobi di terima Allah SWT. Taqabalallahu minna waminka Taqabal ya Karim.

Unknown mengatakan...

Kutipan ini menarik...

Saya tidak akan mempengaruhi faham geosentris Mas Bobi. Dan saya hargai faham yang dianut Mas Bobi. Mas Bobi menyalahkan Heliosentris jadi jadwal waktu shalat yang ada saat ini adalah salah menurut Mas Bobi.


Siapa bilang jika perhitungan dgn dasar Geocentris tidak menghasilkan perhitungan waktu shalat yg berbeda. Sama, hanya variabel nya yg berbeda. 20 tidak harus dihasilkan dari 10+10 tapi bisa juga berasal dari 5+5+5+5 benar kan ? Jadi waktu shalat, lebaran, dll itu bisa dihitung juga dgn dasar Geocentris hanya variabel nya yg berbeda...


Kutipan kedua ini juga menarik


Mohon maaf Mas saya bukan ahli agama, masalah penafsiran Alquran saya ikut ulama saja, beda dengan Mas Bobi yang ilmu tafsirnya sudah sangat tinggi jadi bisa mengajukan begitu banyak ayat Alquran ke saya. Tapi mohon maaf saya tetap ikut ulama dan tidak mengikuti penafsiran Mas Bobi. Mohon maaf banget…



Mas, Alquran itu suci. Mempelajarinya butuh waktu yg cukup lama. Jadi hati2 dalam menjudge sy punya tafsir sendiri. Sy bukan ahli sufi, masih jauh dari itu. Sy juga mengikuti ahli tafsir yg sy yakini. Makanya sy kasih referensi ayat tanpa tafsir bahkan tanpa kalimat dan terjemahannya, Krn sy sadar setiap muslim punya pandangan masing2, punya ulama masing2 yg diyakini, Krn Ati Allaha, wa ati Rasul, wa ati Ulil Amri min Kim. Tp kenyataannya mas malah menjudge sy menafsirkan sendiri. Bahkan muncul kalimat sy ilmu tafsir nya sudah tinggi. Maaf kalimat mas yg sy kutip sepertinya sudah tidak sehat. Jadi sy pikir ini adalah reply terakhir sy. Agar tidak semakin melebar kemana2. Semoga amal ibadah kita diterima di sisi Allah, dan penjelajahan dan pengkajian kita ttg ilmu Allah ttg alam semesta ini akan membawa kita kepada kebenaran yg hakiki dan semakin mengagungkan namaNya. Sy mohon maaf atas segala khilaf, Krn kesalahan murni dr sy tp kebenaran hanya milik Allah.

Salam hangat.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

ILMU KUCARI mengatakan...

Assalamu alaikum wr. Wb.

Mohon maaf atas ketidaknyamanan dalam berdiskusi ini.
Saya hanya menyarankan Mas Bobi menggunakan hisab berdasarkan geosentris. Kalau toh nanti hasilnya sama dengan yang heliosentris, ya monggo. Yang penting benar-benar dilakukan berdasar geosentris, bukan hanya sekedar kalimat “jika menggunakan geosentris hasilnya tidak berbeda”. Dan saya tidak akan meminta bukti apakah hal tersebut sudah dilakukan. Saya juga tidak meminta untuk ditunjukkan bagaimana cara perhitungannnya, variabelnya apa saja, apakah ada sudut deklinasi, apakah ada variable equation of time, apakah juga memasukan koordinat Bujur dan Lintang untuk setiap lokasi, dsb. Hal itu menjadi urusan Mas Bobi dengan Allah SWT, saya tidak akan mencampuri.

Dan saya juga akan menyarankan (mohon maaf ya dengan saran-saran saya), kurangilah mengajukan dalil-dalil Alquran dalam berdiskusi masalah sains. Alquran itu suci dan agung jadi janganlah membenturkannya dengan sains. Misalnya bumi berbentuk bulat itu amat sangat sulit sekali dibantah tapi saya atau orang lain berusaha membenturkannya dengan dalil Alquran. Masing-masing kita memiliki panutan dalam menerjemahkan ayat-ayat Alquran yang berhubungan dengan sains. Jadi dalam berdiskusi sains lebih baik pembuktiannya secara ilmiah, bukan dengan hal-hal lain misalnya bawa-bawa “Dewa Matahari” atau apapun yang tidak bersifat ilmiah.

Jadi marilah kita diskusikan masalah sains dengan pendekatan ilmiah agar masalahnya tidak melebar kemana-mana. Saya masih ingin melanjutkan diskusi ini dengan masalah percobaan yang Mas Bobi lakukan. Mohon dijawab pertanyaan saya sebelumnya tentang percobaan Mas Bobi. Saya ingin mengerti penyebab perbedaan hasil percobaan Mas Bobi dengan jari-jari bumi sekitar 6ribuan km. Saya mengerti dalam faham geosentris, bumi juga berbentuk bulat seperti yang dianut oleh ilmuwan2 muslim jaman keemasan awal, jadi dalam percobaan Mas Bobi yang kita diskusikan seputar berapa jari-jari bumi.

Saya mengatakan dua percobaan Mas Bobi itu tidak bisa digunakan untuk membantah bentuk bumi yang bulat (Mohon maaf saya bukan sedang menuduh Mas Bobi penggemar Bumi Datar, barangkali saja ada penggemar Bumi Datar yang membaca diskusi kita agar mereka mengerti). Maaf ya pernyataan saya ini berbeda dengan asumsi awal yang dikemukakan Mas Bobi, bahwa jika setelah melewati horizon kapal tetap terlihat berarti bumi tidak bulat.

Pada percobaan dengan zoom kamera yang mengklaim mendapatkan objek utuh setelah melewati horizon hanya bisa membantah jari-jari bumi, toh pada jarak tertentu akhirnya objek akan terlihat tenggelam juga di horizon (perhatikan, saya tidak menggunakan kata ‘menghilang’ tapi ‘tenggelam’). Begitu juga dengan percobaan LASER, tidak mungkin LASER akan mengenai bagian bawah kapal yang pada jarak tertentu, bagian bawah tersebut sudah terlihat seperti tenggelam.

Andaikan belum ditemukan fenomena kapal tenggelam di horizon pun, percobaan ini belum bisa membuktikan bahwa bumi tidak memiliki lengkungan. Misalnya kita mengklaim pada jarak sekian kapal masih terlihat utuh, bagaimana kalau jaraknya kita lipatkan dua, tiga atau empat kali apakah ada jaminan hasilnya sama?

ILMU KUCARI mengatakan...

Jadi sekali lagi, 2 percobaan yang Mas Bobi lakukan itu hanya bisa digunakan untuk membantah jari-jari bumi. Setahu saya percobaan ini diajukan oleh para penggemar bumi datar. Dan saya katakan kepada penggemar bumi datar (bukan ke Mas Bobi) barangkali ada yang membaca diskusi ini ; Percobaan ini tidak bisa digunakan untuk membantah bumi bulat.

Saya ingin membuat simulasi, berapakah jari-jari bumi agar tidak melanggar hasil percobaan yang Mas Bobi lakukan. Insya Allah saya akan membantu menjelaskan barangkali ada kekeliruan di dalam percobaan yang Mas Bobi lakukan. Agar kita mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Mohon bantu saya, share data percobaan Please .

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

ILMU KUCARI mengatakan...

Assalamu alaikum Wr. Wb.
Mas Bobi tolong bantu saya. Saya berniat menuliskan di blog ini tentang 2 percobaan yang selama ini diklaim oleh penggemar bumi datar sebagai bukti bahwa bumi tidaklah bulat. Saya ingin tahu persoalan yang sebenarnya dari dua percobaan itu. Jika datanya bisa mencukupi saya bisa menuliskannya agar sahabat-sahabat saya menjadi lebih faham.

Saya melihat ada potensi kekeliruan pada teori tentang lengkungan bumi. Di samping juga ada beberapa potensi kekeliruan lainnya, misalnya apa yang mempengaruhi jarak horizon, pemahaman tentang persfektif dsb.

Mohon Mas Bobi jelaskan maksud dari pernyataan “pada jarak 20km sudah terjadi lengkungan bumi lebih dari 2 kali”. Menurut saya pada suatu bidang lengkung pada jarak sekecil apapun akan bertemu puncak lengkungan. Misalnya pada jarak 1 cm, 1 m atau 1 km pasti akan memiliki puncak lengkungan. Dan tentunya hanya ada satu puncak lengkungan. Saya khawatir teori inilah yang menyebabkan percobaan menjadi keliru.

Dari beberapa pengalaman saya membahas percobaan yang disampaikan video bumi datar ada yang keliru akibat kesalahan dalam memahami teori. Misalnya tentang benda yang terkena sinar bulan suhunya turun, ini melanggar hukum kekekalan energi. Lalu mengukur temperatur cahaya bulan, ini benar-benar kesalahan yang sangat fatal akibat gagal faham dalam memahami konsep dasar cahaya dan temperatur.

Saya berharap percobaan-percobaan semacam ini tidak lagi dijadikan argumentasi dalam mengajukan bentuk alam semesta. Kasihan bagi sahabat yang belum faham karena akan mendapatkan pemahaman yang keliru. Silakan saja meyakini bumi datar atau bulat, geosentris atau apapun tapi bila ingin mengajukannya gunakanlah pendekatan sains bukan hal lain. Dan tentu dengan pehamaman sains yang benar dan memadai.

Saya kasihan bila ada sahabat yang masih menggunakan pendekatan selain sains dalam berdiskusi tentang sains. Misalnya ada sahabat (bukan Mas Bobi) yang selalu menghubungkan sains dengan teori konspirasi. Sepertinya sahabat ini kurang wawasan sehingga menyangka pemahaman bentuk alam semesta seperti yang sekarang ini adalah konspirasi elit global. Ini sama saja menuduh orang-orang cerdas misalnya ahli hisab MUI, NU, Muhammadiyah, orang LAPAN, Dosen, Guru dan orang-orang cerdas di seluruh dunia adalah bagian dari konspirasi atau menuduh mereka adalah orang-orang (maaf) dungu yang diperdaya oleh elit global. Justru sebenarnya sahabat inilah yang sudah menjadi korban teori konspirasi.

Nah Mas Bobi, saya tegaskan kembali, sains bersifat terbuka. Siapapun, manusia manapun dari berbagai latar belakang, ateis atau agamis bisa dan boleh mempelajarinya. Tidak ada larangan untuk membuktikan teori dan hukum-hukum sains baik dengan penalaran, pengamatan atau percobaan di laboratorium. Jadi bila ada kesalahan dalam sains apalagi kebohongan sudah pasti akan cepat diketahui, karena sains dipelajari di seluruh dunia.

ILMU KUCARI mengatakan...

Bila kita telah melakukan pecobaan dan merasa ada yang salah dalam sains maka langkah yang bijak adalah pertama tanyakan pada diri sendiri apakah saya benar-benar sudah faham? Dan yang kedua diskusikan dengan orang yang lebih faham. Dan tolong jangan gunakan cara yang Mas Bobi lakukan pada saya saat mengajak berdiskusi. Cara yang benar adalah tunjukkan metode dan hasil percobaan yang Mas Bobi lakukan dan ajukan argumentasi: “dengan teori seperti ini harusnya hasilnya begini”. Lalu Mas Bobi mempersilakan orang untuk menganalisa keabsahan percobaan itu, baik dari segi metode maupun teori. Jika memang metode dan teorinya dianggap benar maka persilakan orang lain untuk mengulangi percobaan tersebut apakah hasilnya sama dengan percobaan yang Mas Bobi lakukan.

Dan perhatikan juga apakah hasil percobaan kita melanggar satu atau beberapa hukum dan teori dalam sains. Jika memang terjadi seperti ini maka ini adalah ujian besar. Sebab teori apalagi hukum dalam sains sudah pasti telah banyak dibuktikan. Perlu terus mengulangi percobaan dalam berbagai variasi parameter dan variable, misalnya memperluas range pengukuran dsb. Dan juga harus dilakukan oleh banyak orang lain dengan hasil yang sama.

Saya khawatir ada kasus seperti ini, ada seseorang yang melakukan percobaan pengukuran arus listrik. Ternyata hasil pengukuran tidak sesuai dengan hukum ohm. Lalu dengan gagahnya orang ini mengatakan “Ada yang salah dalam sains, ternyata hukum ohm keliru”.

Mari kita saling memberikan pemahaman yang lebih baik.


Wassalamu alaikum Wr. Wb.

indira paramita mengatakan...

si bobi ini org yg ga konsisten. setelah merasa terpojok dia lari daripada kena skakmat, jadi mending lari duluan drpd malu. tipe fe yg satu ini malu2 kucing garong. bilangnya penganut geosentris tp bilang horizon ga ada curvature. malu dibilang penganut dongeng fe? jangan lari bob, jawab dulu pertanyaan2 mas ts. kl kamu lari, berarti kesimpulannya, para penganut fe fix adalah org2 yg ga konsisten, termasuk kamu bob.

indira paramita mengatakan...

saya berikan apresiasi setinggi2nya kepada mas ts. sudah sudi meluangkan waktu untuk meluruskan pembodohan dongen bumi datar. saya sepenuhnya mendukung ts, karena artikel dlm blog ini bertujuan mencerdaskan anak bangsa. maju terus mas ts.

ILMU KUCARI mengatakan...

Sahabat Indira Terima kasih atas Masukannya.
Sepertinya saat ini para penganut FE sudah pada sadar bahwa bentuk bumi tidaklah datar. Karena jika bumi berbentuk datar akan sangat sulit menjelaskan berbagai fenomena alam. Teori bumi datar sempat ramai karena mendompleng teori konspirasi.

Selamat belajar.

indira paramita mengatakan...

Semoga blog ini bisa menyadarkan beberapa org yg terhasut pembohongan paham bumi datar, mengingat masih bnyknya org yg kurang paham tentang sains. Begitu naif nya segelintir org yg terhasut dan mengingkari ilmu pengetahuan padahal sudah sangat jelas bukti2 pada aplikasi terapan dari sains dlm kehidupan sehari-hari. Semangat terus mas TS.

Unknown mengatakan...

bila bumi bulat berputar pada rotasi dan bergerak mengelilingi ,matahari? lalu bagaimana dengan posisi rasi bintang...kenapa posisi rasi bintang tidak pernah berubah,...
para pelaut jaman dulu menggunakan rasi bintang sebagai pedoman arah..... tolong donk jelaskan???

ILMU KUCARI mengatakan...

Mas Aziz terima kasih atas bantahannya.

Posisi rasi bintang jelas berubah dari hari ke hari dengan arah timur ke barat. Silakan Mas Aziz lakukan observasi selama dua bulan. Amati langit setiap jam 8 malam atau terserah setiap jam berapa. Tandai kumpulan bintang (gugus bintang) yang akan dijadikan sebagai objek pengamatan. Catat setiap malam pada jam yang sama, posisi gugus bintang tersebut selama dua bulan. Silakan buktikan apakah posisi gugus bintang itu tetap atau bergeser ke barat.

Rasi bintang bisa digunakan sebagai pedoman arah karena pergerakan rasi bintang adalah timur barat jadi rasi bintang yang berada di sebelah selatan jauh dari katulistiwa akan selamanya berada di selatan sedang yang di utara jauh dari kaatulistiwa selamanya di utara. Misalnya rasi Gubuk penceng bisa dijadikan sebagai pedoman arah selatan.

Pergerakan rasi bintang dari timur ke barat dari hari ke hari ini jelas amat sangat membuktikan bahwa bumi berkeliling selama 1 tahun.

Silakan baca juga seri ke-29 tentang observasi.

Informasi yang menyebutkan bahwa posisi rasi bintang tidak berubah adalah informasi yang keliru. Sahabat saya bilang itu adalah informasi pembodohan buat orang2 yang malas untuk belajar dan bertanya pada orang yang lebih mengerti.

Nah Mas Aziz semoga mendapat pencerahan. Banyak orang cerdas di dunia ini mereka sangat faham dan mengerti tentang astronomi bertanyalah pada mereka.

Selamat belajar.

Robert mengatakan...

Mengikuti diskusi FE dan GE itu, mengingatkan diskusi saya waktu aktif di forum² wahabi.
Ketika sudah dijelaskan dengab gamblang tentang poin poin,, maka yang tanya menghilang, dan muncul lagi orang lain, dengan pertanyaan yg sama, yang sudah pernah dibahas di awal awal sebelumnya.
Apa sebenarnya mereka itu?. Mereka yg sedang main skenario, apa mereka bener² orang orang yang malas membaca dan belajar dengan runut?.
Saya ikuti dari awal, yg dibahas astronomi, kok ujung²nya larinya ke teori Darwin. Deh. Ya ga nyambung sama sekali dong.
Yang dibahas di awal adalah pembuktian lengkungan bumi, kok di akhir² sampai ke harun yahya.. wellah..
Kalau soal pembuktian lengkungan bumi, di YouTube juga sudah banyak sekali bertebaran video² pembuktiannya.
Sekali kali, coba kalau belajar itu dengan pembanding, belajar, nyari info dari 2 kubu.
Kalau perlu, pakai 2 hp, 1 hp dipakai untuk belajar, searching tentang FE,, satu lagi dipakai untuk belajar dan searching seputar GE. Kenapa?. Karena browser dll, sekarang sudah ada AI, yang akan selalu menyuguhkan, merekomendasikan link link, lebih kepada yang sesuai dengan interest kita, yang senada dengan keywords yabg sering kita cari saja.

SERI BUMI DATAR?

Bukti Empiris Revolusi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Rotasi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Gravitasi + Pengantar

Seri 43 : Bantahan Cerdas Penganut FE3

Seri 42 : Bantahan Cerdas Penganut FE 2
Seri 41 : Melihat Satelit ISS sedang mengorbit Bumi
Seri 40 : Bantahan Cerdas Penganut FE

Seri 39 : Arah Kiblat Membuktikan Bumi Bulat

Seri 38 : Equation Of Time

Seri 37 : Mengenal Umbra Penumbra dan Sudut Datang Cahaya

Seri 36 : Fase Bulan Bukan Karena Bayangan Bumi
Seri 35 : Percobaan Paling Keliru FE
Seri 34 : Analogi Gravitasi Yang Keliru
Seri 33 : Belajar Dari Gangguan Satelit
Seri 32 : Mengapa Horizon Terlihat Lurus?
Seri 31 : Cara Menghitung Jarak Horizon
Seri 30 : Mengapa Rotasi Bumi Tidak Kita Rasakan
Seri 29 : Observasi Untuk Memahami Bentuk Bumi
Seri 28 : Permukaan Air Melengkung
Seri 27 : Aliran Sungai Amazon
Seri 26 : Komentar dari Sahabat
Seri 25 : Buat Sahabatku (Kisah Kliwon menanggapi surat FE101 untuk Prof. dari LAPAN)
Seri 24 : Bukti Empiris Gravitasi
Seri 23 : Bukti Empiris Revolusi Bumi
Seri 22 : Bukti Empiris Rotasi Bumi
Seri 21 : Sejarah Singkat Manusia Memahami Alam Semesta

Seri 20 : Waktu Shalat 212
Seri 19 : Kecepatan Terminal
Seri 18 : Pasang Surut Air Laut
Seri 17 : Bisakah kita mengukur suhu sinar bulan?
Seri 16 : Refraksi
Seri 15 : Ayo Kita Belajar Lagi
Seri 14 : Perspektif
Seri 13 : Meluruskan Kekeliruan Pemahaman Gravitasi
Seri 12 : Teknik Merasakan Lengkungan Bumi
Seri 11 : Gaya Archimedes terjadi karena gravitasi
Seri 10 : Azimuthal Equidistant
Seri 9 : Ketinggian Matahari pada bumi datar
Seri 8 : Bintang Kutub membuktikan bumi bulat
Seri 7 : Satelit Membuktikan Bumi berotasi
Seri 6 : Rasi Bintang membuktikan bumi berputar dan berkeliling
Seri 5 : Gravitasi membuktikan bumi bulat
Seri 4 : Besi tenggelam dan Gabus terapung
Seri 3 : Gaya gravitasi sementara dirumahkan
Seri 2 : Bola Golf jadi Penantang
Seri 1 : Satelit yang diingkari