Sabtu, 22 Oktober 2016

SERI BUMI DATAR? - BAGIAN 13 : MELURUSKAN KEKELIRUAN PEMAHAMAN GRAVITASI



Pemahaman penganut bumi datar terhadap gravitasi mungkin berbeda-beda.  Namun intinya mereka tidak mempercayai adanya gaya gravitasi.  Karena gravitasi mutlak membuktikan bahwa bentuk bumi adalah bulat (Silakan lihat tulisan saya sebelumnya : Gravitasi membuktikan bumi bulat).  Artinya jika percaya gravitasi ada, maka harus percaya bahwa bentuk bumi adalah bulat, bahkan tanpa memerlukan pembuktian yang lain. Mereka menyebut gravitasi hanyalah mitos. 

 Pandangan “mitos gravitasi” ini ternyata menyebar pada anak-anak SMP sampai pada mereka yang sudah sarjana, bahkan pasca sarjana. Ini terjadi setelah mereka menonton video bumi datar dari youtube. Saya memperkirakan penyebab ini semua adalah kekurangfahaman mereka terhadap sains terutama ilmu fisika.

            Pada seri kali ini saya akan meluruskan kekeliruan pemahaman seputar gaya gravitasi.  Saya mengutip dari sebuah web yang saya anggap dapat mewakili pandangan umum para  penganut bumi datar terhadap pemahaman gravitasi.  Mohon maaf saya sampaikan kepada penulis web tersebut. Bukan maksud saya meremehkan atau merendahkan, ini hanya sebagai pembelajaran semata.

 Di sini tidak saya sebutkan alamat dan nama penulis untuk menjaga kenyamanan.  Saya mengutip dengan cara screenshot agar tidak terjadi distorsi kata-kata dan kalimat. Judul  pada web tersebut adalah “Teori Gravitasi Newton Mitos atau Fakta?”.

            Saya memberi judul pada setiap sub pembahasan. Screenshot yang saya tampilkan berasal dari web.  Dan selanjutnya saya langsung memberi komentar di bawahnya untuk meluruskan pemahaman yang keliru.  Silakan ikuti pembahasannya.

Perbedaan Teori dan Hukum

Bukan “teori gravitasi Newton”, yang benar adalah “Hukum Gravitasi Umum Newton” dan “Teori relativitas Umum Einstein”.  Mulai sekarang kita harus bisa membedakan mana yang hukum dan mana yang teori. 

Walaupun kita tidak boleh menutup kemungkinan adanya kesalahan dalam suatu hukum sains namun hampir bisa dipastikan hukum-hukum dalam sains bernilai kebenaran.  Hukum dalam sains pasti telah melewati  jutaan hingga milyaran kali pengujian, baik di laboratorium maupun pengujian dalam kehidupan sehari-hari oleh siapapun.  Hukum dalam sains bukanlah asumsi tapi adalah fakta ilmiah. Hukum sains lahir dari adanya fakta yang terjadi berulang-ulang secara konsisten di dalam kehidupan sehari-hari. Jadi rasanya sulit sekali membantah hukum dalam sains. Berbeda dengan teori, Kebenaran dalam sebuah teori misalnya teori relativitas Einstein masih harus diuji. 

Contoh hukum dalam sains bidang listrik dan elektronika adalah hukum ohm.  Sampai detik ini tidak ada satupun insinyur perancang  produk elektronika yang berani melanggarnya saat mendesain produk.  Milyaran perangkat elektronika dan listrik sudah diproduksi dengan kepatuhan terhadap hukum ohm. 

 Dalam bidang biologi ada hukum pewarisan sifat Mendel.  Hukum ini digunakan untuk mendapatkan varietas unggul.  Sampai hari ini tidak ada satupun pewarisan sifat keturunan yang melanggar hukum Mendel.  

Dalam ilmu menggambar kita mengenal hukum perspektif.  Sampai sekarang belum ada orang yang bisa membuktikan  benda yang jauh akan terlihat lebih besar.  Dan hukum gravitasi Newton juga memiliki kedudukan yang sama dengan hukum lain.  Sampai hari ini tidak ada satupun manusia yang bisa membuktikan kesalahan hukum gravitasi.

Hukum dalam sains bukan dibuat atau diciptakan oleh manusia. Hukum sains ditemukan oleh manusia sebagai penjelasan atas fakta-fakta dan gejala alam semesta yang kita rasakan setiap hari.  Kita ambil contoh hukum pewarisan sifat Mendel yang ditemukan oleh Mendel adalah dari hasil pengamatan terhadap fakta-fakta pewarisan sifat kacang Ercis.  Dengan mengamati dan mempelajari terus akhirnya Mendel bisa menyimpulkan sebuah aturan atau ketetapan dalam pewarisan sifat.  Aturan atau ketetapan yang berlaku ini disebut sebagai hukum pewarisan Mendel, karena dialah yang menemukannya.

Bagi orang yang tidak beriman hukum-hukum sains ini disebut sebagai hukum alam. Namun bagi orang yang beriman, hukum-hukum sains adalah ketetapan Tuhan yang berlaku di alam ini sebagai tanda-tanda kebesarannya bagi orang yang mau berfikir. Di dalam kitab suciNya Tuhan memerintahkan kita untuk memikirkan ciptaanNya.  Jika dari membaca kitab suciNya saja kita sudah faham dengan bentuk bumi dan alam semesta, tentu Tuhan tidak akan memerintahkan kita untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi bukan?  Dengan cara apa kita bisa memikirkan penciptaan langit dan bumi ? Sudah pasti dengan mempelajari sains.


Konsep Gravitasi


“Rumusnya benar tapi tidak membuktikan bumi memiliki gaya tarik” Ini adalah pernyataan yang kontradiktif.  Pemahaman terhadap konsep hukum gravitasi kurang memadai, dan kurang bisa menerjemahkan bahasa matematika.  Rumus itu menjelaskan bahwa setiap benda bermassa akan menarik benda bermassa lain dengan gaya yang sebanding dengan perkalian massa kedua benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak benda.  Jika mengatakan rumus itu benar berarti juga harus mengatakan bumi memiliki gaya tarik, karena bumi memiliki massa.  

Gaya gravitasi bukan hanya dimiliki oleh bumi dan matahari saja.  Semua benda bermassa misalnya batu, kayu, badan kita dan lainnya memiliki gaya gravitasi.  Mengapa kita tidak pernah melihat dua massa benda saling tarik sebagaimana kita melihat penggaris plastik yang digosokkan ke rambut dapat menarik kertas kecil akibat gaya elektromagnetik? Karena untuk massa benda yang kecil gaya gravitasi yang dihasilkan sangat kecil, kalah telak dibandingkan dengan gaya gesek dan gaya beratnya.  

Sebagai gambaran untuk dua benda bermassa masing-masing 1 kg yang didekatkan pada jarak 10 cm (diukur dari pusat massa benda 1 ke pusat massa benda 2, bukan tepi benda) gaya yang dihasilkan memiliki orde sepuluh pangkat minus 9 Newton.  Bandingkan dengan gaya beratnya yang mencapai 10 Newton. Jika tidak ada gaya yang menghalangi, kedua benda tersebut akan saling menempel. Percobaan di laboratorium telah dapat membuktikan adanya gaya tarik antara dua massa benda.  Silakan baca tulisan saya sebelumnya.


Konsep gerak benda


Ada kekeliruan pemahaman terhadap konsep gerak benda.  Hukum Newton I tentang gerak benda mengatakan benda yang diam akan selamanya diam sampai ada gaya yang menggerakkannya dan benda yang bergerak lurus dengan kelajuan konstan akan terus bergerak sampai ada gaya yang menghentikannya. Ini disebut juga hukum kelembaman atau kekekalan inersia.  Bumi yang berputar mengelilingi matahari akan tetap berputar sampai kiamat atau sampai ada gaya yang menghentikannya misalnya tertabrak planet lain. Bumi tidak jatuh ke matahari karena bumi mengimbanginya dengan cara mengorbit sehingga terjadi kesetimbangan gaya dan arah gerak.  Jadi masuk akal bila bumi akan terus mengelilingi matahari sampai kiamat.

Cara mengorbit inilah yang digunakan oleh satelit agar tidak jatuh ke bumi.  Gerak mengorbit ini tidak memerlukan gaya dorong terus menerus tapi cukup sekali saja saat hendak diorbitkan dengan  cara memberi kelajuan awal dan arah yang tepat.  Setelah mengorbit satelit akan tetap berputar.   Itulah mengapa satelit tidak memerlukan bahan bakar yang banyak, cukup dari panel-panel surya yang energinya digunakan untuk peralatan elektronika. Ini sekaligus menjawab keraguan dan pertanyaan berapa banyak bahan bakar yang digunakan satelit untuk mengorbit.

Jika kita perhatikan gerak satelit tanpa memperhatikan penyebab geraknya, sejatinya satelit sedang mengalami gerak jatuh bebas ke bumi (GLBB).  Karena ada gerak mendatar dengan kelajuan konstan (GLB) yang arahnya tegak lurus terhadap gerak jatuh bebas terjadilah perpaduan arah gerak.  Perpaduan ini menghasilkan lintasan sesaat yang melengkung dengan jari-jari sama dengan jarak satelit dengan pusat massa bumi.  Perpaduan gerak ini terus berulang sehingga jarak satelit akan tetap sama dengan jari-jari lingkaran.  Ini menjadi gerak mengorbit.  Gerak mendatar dengan kelajuan konstan (GLB) ini akan tetap ada (sesuai dengan hukum Newton I) sampai ada gaya yang menghentikannya.


Gambar gerak orbit

Gravitasi matahari


“Kita dan alam semesta menempel” mungkin maksudnya kita dan bumi menempel, ini terjadi akibat gaya gravitasi bumi menarik benda apapun yang memiliki massa.  Balon helium bisa terbang atau naik ke atas juga karena gaya gravitasi.  Penjelasannya seperti ini, walau bumi memanggil keduanya namun bumi lebih menyukai udara yang massa jenisnya lebih besar dari pada balon helium sehingga dengan congkaknya udara mengusir balon helium ke atas.  Mengapa balon helium tidak merayu saja udara agar bersama-sama mendatangi bumi?  Karena balon helium tahu bahwa udara akan menjawab “maaf ruangannya tidak cukup jadi kamu sebaiknya keatas saja”.

Yang membuat matahari memiliki gaya gravitasi adalah karena matahari memiliki massa. Setiap benda yang memiliki massa pasti akan memiliki gaya gravitasi. Ini sesuai dengan hukum gravitasi Newton.  Jadi matahari bisa menarik planet-planet yang mengelilinginya dan planet mengimbangi dengan orbitnya.

Penyebab Balon helium terbang


Mengapa balon helium bisa terbang? Sudah pasti Newton akan menjawab karena gravitasi (bukan anti gravitasi). Newton bukanlah orang yang bodoh yang tidak mengerti dengan hal yang sangat sepele semacam itu. Orang yang memaksa Newton untuk menjawab anti gravitasi adalah orang yang belum mengerti konsep gerak dan gaya. Tidak perlu Newton yang menjawabnya, murid saya saja yang belajarnya malas-malasan tahu kalau balon helium terbang  bukan karena anti gravitasi tapi karena gaya angkat Archimedes.  (Gaya Archimedes terjadi karena gravitasi, silakan baca artikel sebelumnya)

Yang menjawab “berat jenis” adalah penulis web sendiri bukan Archimedes.  Di sini kita lihat ada kekeliruan konsep antara berat jenis dan massa jenis.  Berat benda adalah gaya yang disebabkan oleh gravitasi (ingat ya berat itu gaya gravitasi).  Jadi ini pasti maksudnya massa jenis.  Massa jenis tidak memiliki arah jadi perbedaan massa jenis tidak akan dapat mengarahkan balon helium ke atas.  Perbedaan massa jenis juga tidak menyebabkan timbulnya percepatan saat terbang ke atas, padahal saat balon helium terbang keatas pasti memiliki percepatan.  Percepatan balon helium terbang keatas dengan mengabaikan gaya hambat udara dan ganguan angin, adalah ;

 Percepatan  = (berat balon - berat udara seukuran balon) / massa balon

            Satu lagi dan ini yang paling fundamental dalam konsep gerak benda. Mohon maaf bukan saya menggurui, hanya mengingatkan kembali apa yang sudah kita dapatkan dari sekolah. Semua perubahan gerak benda terjadi karena gaya.  Entah dari diam jadi bergerak, benda dipercepat atau diperlambat, benda jatuh, benda bergerak lalu diam dan sebagainya. Ini adalah konsekuensi logis dari hukum pertama Newton tentang kelembaman.  Tidak ada pergerakan benda yang terjadi karena perbedaan massa jenis.  Perhatikan saat balon helium masih terikat tali, lalu saat tali dilepas bisa terbang.  Apa yang membuat balon dari diam jadi terbang? Tentu saja itu suatu gaya.

Mulai sekarang kita harus bisa membedakan berat dan massa agar kita punya kompetensi yang memadai untuk berbicara masalah gravitasi.  Dalam konteks kehidupan sehari-hari wajar kita sering mengatakan massa sebagai berat, suhu sebagai panas.  Saya sendiri juga begitu kalau beli buah bilangnya beratnya sekian, atau saat anak demam tanyanya panasnya berapa. Namun dalam konteks keilmuan kita wajib bisa membedakannya.  Apalagi saat berbicara masalah gravitasi, wajib hukumnya mengerti konsep massa dan berat, massa jenis dan berat jenis.

Jadi yang lebih masuk akal adalah balon helium terbang ke atas karena gaya gravitasi. (boleh juga menjawab karena perbedaan berat jenis atau karena gaya Archimedes, namun berat jenis dan gaya Archimedes sebenarnya terjadi karena gravitasi, lihat tulisan saya sebelumnya)

Pergerakan bumi dan bulan karena gravitasi


Teori peredaran bulan dan matahari karena elektromagnetik ini sama sekali tidak bisa menjelaskan berapa muatan bumi berapa muatan matahari, berapa gaya yang terjadi antara bumi dan matahari, bagaimana kesetimbangan gayanya sehingga matahari, bulan dan bintang-bintang berputar di atas bumi, bukan mengorbit, bertentangan dengan pernyataannya sendiri “seperti elektron mengitari inti atom”.  Ini adalah teori yang tidak disertai penjelasan dan pembuktian yang memadai, cukup hanya mengatakan bulan dan matahari berputar di atas bumi karena gaya elektromagnetik. Habis.

Yang lebih masuk akal adalah pergerakan bumi mengelilingi matahari dan bulan mengelilingi bumi adalah karena ketiganya memiliki gaya gravitasi akibat massa yang dimilikinya.  Gaya gravitasi menyebabkan bumi dan planet mengorbit matahari,  bulan mengorbit bumi.  Dengan rumus hukum gravitasi bisa dijelaskan kesetimbangan gaya, lintasan orbit bulan, bumi dan planet-planet lainnya.  Sangat mudah memahaminya.

Tidak ada gaya tolak bumi


Nah ini baru benar mengatakan “hukum kekekalan energi”  bukan “teori kekekalan energi”. Ada kekeliruan sangat fatal dalam memahami konsep hukum kekekalan energi. 

Pengertian Hukum kekekalan energi  adalah
“Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, tetapi tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan”

Atau bisa juga diartikan
“Proses yang terjadi dalam suatu sistem tertutup, tidak menyebabkan bertambah atau berkurangnya energi total”
Sistem tertutup adalah suatu sistem yang masih memungkinkan terjadinya pertukaran energi dengan lingkungan namun tidak terjadi pertukaran massa atau benda.

Bumi dan atmosfirnya bisa kita anggap sebagai sistem tertutup, dengan kosmis sebagai lingkungannya.  Radiasi kosmis misalnya cahaya matahari, cahaya bulan memberikan energinya kepada bumi, sebagian ada yang diserap, ada yang dipantulkan, dan yang diserap juga diradiasikan kembali sebagai radiasi infra merah.  Jika dihitung energi yang dipancarkan kosmis ke bumi, yang dipantulkan dan diradiasikan bumi jumlah totalnya adalah tetap, alias tidak berkurang atau bertambah sedikitpun.  Hukum kekekalan energi berlaku di sini.

Contoh hal yang jelas-jelas melanggar hukum kekekalan energi adalah pernyataan “benda yang terkena cahaya bulan suhunya akan turun”.  Cahaya adalah salah satu bentuk energi, entah dari pantulan atau dari pembiasan atau langsung dari sumbernya, bila mengenai benda pasti ada sebagian energi yang diserap benda, walau sekecil apapun suhu benda akan naik bukan turun.  Jika ada percobaan benda terkena cahaya bulan suhunya turun, bisa dipastikan metode percobaannya salah, atau tidak memperhitungkan pengaruh lingkungan atau memang disengaja agar hasilnya seperti itu.

Konsepnya, kekekalan energi adalah keadaan jumlah energi yang tetap setelah terjadi suatu peristiwa atau proses dalam sistem. Dengan memahami konsep kekekalan energi kita tahu bahwa ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan keharusan adanya gaya tolak gravitasi. Selain gaya gravitasi setidaknya ada dua gaya yang hanya menarik yaitu gaya kohesi dan gaya adhesi.  Gaya kohesi adalah gaya tarik dua benda sejenis, tidak ada gaya tolak benda sejenis.  Gaya adhesi adalah gaya tarik benda tak sejenis, tidak ada gaya tolak benda tak sejenis.

Ketiadaan gaya tolak gravitasi pun tidak bisa dihubungkan dengan gaya aksi-reaksi.  Ketika kita mendorong tembok (gaya tolak), tembok pun mendorong kita dengan arah berlawanan (gaya tolak juga).  Saat kita menarik tali, tali pun menarik kita, sama-sama gaya tarik. Dan aksi-reaksi ini terjadi setelah gaya bekerja pada benda, reaksi terjadi setelah adanya aksi. Aksi reaksi tidak sama dengan tarik-tolak. 

Kita bisa mengambil contoh, gaya tarik dan gaya tolak yang dimiliki oleh elektromagnetik.  Gaya tarik dan gaya tolak elektromagnetik adalah dua hal yang terpisah yang kejadiannya masing-masing  bisa di tempat dan waktu yang berbeda dan tanpa saling mempengaruhi. Misalnya kejadian elektron ditarik inti atom sehingga mengorbit tidak ada hubunganya sama sekali dengan kejadian positron yang ditolak inti atom. Hubungan kedua gaya tersebut (gaya tarik dan tolak elektromagnetik) tidak ada korelasinya dengan hukum kekekalan energi dan gaya aksi-reaksi.  Jadi ketiadaan gaya tolak gravitasi pun tidak bisa dihubungkan dengan hukum kekekalan energi dan gaya aksi-reaksi.

 Tidak ada hukum atau pernyataan ilmuwan manapun yang mengatakan setiap ada gaya tarik harus ada gaya tolak. 

Salah satu tugas sains adalah menjelaskan berbagai fakta dan kejadian di alam ini. Hukum gravitasi berhasil menjelaskan fakta adanya gaya tarik-menarik benda bermassa dan sudah banyak dibuktikan di laboratorium.  Semenjak bumi diciptakan sampai saat ini tidak ada benda bermassa yang menolak benda lain karena massanya.  Jadi buat apa menjelaskan sesuatu yang tidak ada.  Kalau ditanyakan di mana gaya tolak bumi?   Jawabnya  tidak ada, karena Tuhan tidak menciptakannya.
 
 Jika nanti ditemukan fakta benda bermassa menolak benda lainnya, nah tugas ilmuwan lah yang harus menjelaskan fakta tersebut dengan rumus, teori ataupun hukumnya.  Jadi ingat ya, hukum sains itu menjelaskan fakta-fakta yang terjadi di alam ini, bukan sebaliknya, ilmuwan menciptakan hukum sains lalu alam dipaksa mengikuti hukum tersebut.

Pernah saya katakan, untuk membantah hukum gravitasi caranya adalah dengan menemukan gaya fundamental kelima (lihat tulisan saya sebelumnya) yang bisa menjelaskan bahwa gaya tarik menarik benda bukan terjadi karena massanya, tapi karena sesuatu, dan sesuatu itu yang harus ditemukan.  Jadi tidak ada artinya membantah hukum gravitasi dengan mengatakan benda jatuh akibat perbedaan massa jenis atau apapun, karena tarik-menarik antara dua benda adalah fakta.  Jangan faktanya yang dibantah tapi jelaskan dengan lebih baik dari penjelasan yang sudah ada mengapa fakta tersebut bisa terjadi, itulah sains.

Penjelasan penyebab gravitasi



Hukum gravitasi Newton sudah terang benderang menjelaskan bahwa bumi memiliki gaya tarik karena massa yang dimilikinya.  

Saya mencoba untuk menjelaskan teori relativitas Einstein yang berhubungan dengan gravitasi, menurut apa yang saya ketahui semoga mudah dipahami.  Ini adalah teori yang paling spektakuler di abad 20. Teori ini memang sulit difahami.  Teori relativitas Einstein tentang gravitasi dirumuskan dalam Teori relativitas umum Einstein yang dipublikasikan tahun 1915.  Sebelumnya Einstein mempublikasikan Teori Relativitas khusus tahun 1905.  

Salah satu isi teori relativitas khusus adalah masalah kecepatan cahaya yang bersifat mutlak, sementara besaran lain bersifat relatif.  Hukum-hukum fisika di dalam mekanika klasik hanya tepat bila digunakan untuk benda yang bergerak dengan kecepatan yang jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya.  Bila benda bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya maka rumus-rumus dalam mekanika klasik harus ditranformasi ke dalam suatu sistem koordinat baru.  Transformasi yang digunakan adalah transformasi Lorentz.

Dalam teori relativitas umum tentang gravitasi dijelaskan bahwa benda bermassa dapat menarik cahaya dan melengkungkan ruang-waktu.  Gaya tarik yang di dalam gravitasi Newton (klasik) dijelaskan sebagai sifat bawaan massa sebagaimana sifat bawaan muatan yang dapat menarik atau menolak muatan lain,  dalam teori relativitas dijelaskan sebagai konsekuensi dari melengkungnya ruang-waktu. Gravitasi dimasukkan sebagai fenomena geometris dalam ruang-waktu yang melengkung baik pada kerangka acuan inersia (diam atau bergerak lurus dengan kecepatan konstan) atau kerangka acuan non inersia (misalnya dipercepat). 

 Menurut teori ini, gravitasi Newton (klasik) adalah kasus khusus dari gejala gravitasi  secara umum di alam semesta di mana lengkungan ruang-waktu masih bisa diabaikan.  Rumus hukum gravitasi Newton hanya khusus digunakan dalam koordinat ruang-waktu lurus saja. Dalam kasus medan gravitasi yang sangat kuat yang membuat lengkungan ruang-waktu yang besar maka rumus hukum gravitasi Newton harus ditransformasi ke dalam sistem koordinat baru, yaitu koordinat ruang-waktu yang melengkung.

Rumus hukum gravitasi Newton bila diterapkan di dekat benda yang sangat massif akan tidak akurat dan mungkin salah.  Namun dalam tata surya kita, matahari bukanlah bintang yang massif, lengkungan ruang-waktu yang terjadi pengaruhnya sangat kecil, jadi rumus hukum gravitasi Newton masih sangat akurat digunakan untuk menghitung kesetimbangan gaya antara matahari dan planet-planet yang mengitarinya dan ini sangat sesuai dengan  data observasi lintasan-lintasan orbit planet.  Kecuali orbit merkurius yang mengalami sedikit pergeseran karena dekat dengan matahari yang berarti paling kuat terkena pengaruh lengkungan ruang-waktu di sekitar matahari.  Ini menjadi salah satu bukti teori relativitas umum Einstein.

Einstein memprediksi adanya black hole dan gelombang gravitasi di alam semesta.  Black hole adalah benda angkasa yang sangat massif yang membuat cahaya yang memiliki kecepatan tertinggi di alam semesta pun tidak mampu melawan gaya tariknya, sehingga tidak ada cahaya apapun yang sanggup keluar dari benda tersebut dan benda menjadi gelap gulita seperti sebuah lubang di alam semesta.  

Gelombang gravitasi terjadi akibat lengkungan ruang-waktu ikut terbawa oleh gerakan benda sehingga ruang-waktu seperti gelombang pada kain yang dibentangkan.  Bisa kita ibaratkan selembar  kain yang keempat ujungnya diikat, lalu ada bola golf di atasnya sedang bergerak, tentu akan terbentuk gelombang pada kain. Badan kita pun saat berjalan menimbulkan gelombang gravitasi, namun tentunya amat sangat kecil.

Adanya black hole di alam semesta sudah diakui oleh para ilmuwan.  Sudah banyak ilmuwan yang berhasil mengamati gejala-gejala black hole.  Sedangkan gelombang gravitasi baru-baru ini juga sudah ditemukan pada tanggal  14 September 2015 oleh Marco Drago dari Max Planck Institute for Gravitational Physics dengan peralatan yang disebut LIGO (Laser Interferometer Gravitational-wave Observatory) Ini semakin membuktikan kebenaran Teori relativitas Einstein tentang gravitasi.

Planet tidak jatuh ke matahari karena mengorbit


            Planet tidak terjatuh ke matahari karena mengorbit matahari.  Dengan mengorbit matahari akan timbul gaya sentripetal yang mengimbangi gaya tarik matahari.  Sama persis seperti elektron yang mengitari inti.  Elektron harus mengorbit inti dengan jari-jari dan kecepatan tertentu agar menghasilkan gaya yang sama dengan gaya tarik elektromagnetik dari inti.  Andaikan matahari, bulan dan bintang-bintang beredar karena gaya elektromagnetik seperti pada teori bumi datar, maka peredarannya harus mengorbit bukan berputar-putar di atas.  Kalau tidak mengorbit pasti akan jatuh.

            Untuk memahami bagaimana gerak mengorbit menghasilkan gaya sentripetal, silakan amati wahana rollcoaster.  Saat sedang terbalik maka gerakan rollcoaster harus melingkar agar tidak terjatuh.  Atau saksikanlah pembalap Rosi saat sedang berada di tikungan, dia memiringkan motornya hampir menyentuh tanah tanpa terjatuh.  Rosi bisa melakukan ini karena ada gaya sentripetal yang arahnya menuju ke pusat lengkungan track secara mendatar (sejajar tanah) sehingga timbul gaya reaksi motor  menahan motor yang miring dari gravitasi bumi. Jika ini dilakukan di track lurus kemungkinan akan terjatuh. 

Jadi Einstein berteori bukan berdasarkan pada kebohongan atau asumsi, tetapi berdasarkan pada keilmuan yang dimilikinya.



Gravitasi atau tarik-menarik benda bermassa adalah fakta

Tarik menarik antara dua massa benda adalah fakta.  Dalam skala besar bumi yang memiliki massa, menarik benda apapun menuju ke pusat massanya.  Dalam skala kecil dapat dibuktikan di laboratorium dan sudah banyak yang melakukan baik yang tercatat maupun tidak (lihat tulisan saya sebelumnya).  Kesimpulannya tarik-menarik dua benda bermassa atau gravitasi adalah fakta dan bukan kebohongan.  Dan yang menjelaskan aturan mainnya adalah hukum gravitasi Newton.  Massa jenis, berat jenis, gaya elektromagnetik, gaya gravitasi semuanya adalah nyata, tinggal bagaimana kita bisa meletakkan pada tempat yang semestinya dan memahami konsep yang sebenarnya.

Teori Konspirasi

Itu adalah salah satu contoh teori konspirasi. 


Jika teori ini kita terapkan dalam kehidupan nyata, mungkin bisa seperti ini; Misalkan ada seratus orang Guru atau Dosen yang mengajarkan bahwa benda jatuh karena ditarik oleh gaya gravitasi bumi, maka yang satu orang adalah antek-antek elit global dan yang 99 orang adalah (maaf) Guru atau Dosen Bodoh. Yang pinter hanya penganut faham bumi datar karena mereka tahu bahwa sebenarnya gravitasi tidak ada dan bentuk bumi tidak bulat.  Yang meyakini bumi bulat 1% adalah antek-antek elit global, sedang yang 99% orang bodoh.

Sahabat, sains bersifat terbuka alias siapa saja, manusia dari berbagai bangsa, ras, golongan, agama bisa mempelajarinya, membuktikan teori dan hukum-hukumnya.  Siapa pun bisa mengulangi percobaan-percobaan yang telah dipublikasikan dengan metode yang lebih baik.  Jadi jika ada kebohongan atau rekayasa yang disengaja untuk tujuan tertentu sudah pasti akan cepat diketahui karena sains dipelajari oleh hampir seluruh penduduk dunia.  Dan tentunya mempelajari sains harus sungguh-sungguh agar mudah diberi pemahaman.  Dan satu lagi lepaskan dulu bayang-bayang teori konspirasi agar pikiran menjadi netral sehingga mudah menerima pemahaman.

Nikola Tesla (1856-1943)
Dari sumber di Wikipedia dijelaskan Nikola Tesla seorang keturunan Serbia.  Seorang perintis elektromekanik tanpa kabel.  Ambisi besarnya adalah transmisi listrik berdaya tinggi tanpa kabel dengan jangkauan yang jauh seperti transmisi kabel saat ini yang sudah ada (SUTET).  Namun ambisinya belum bisa tercapai.  Dia seorang teknisi, fisikawan dan penemu.  Banyak hak paten yang diperolehnya.  Nama Tesla dipakai sebagai satuan dalam besaran yang berhubungan dengan kemagnetan.

Penganut bumi datar mendasarkan teorinya pada pernyataan yang diklaim dikemukakan oleh Tesla.  Saat ini belum ada yang mengkonfirmasi kebenarannya dan belum ada yang menunjukkan sumbernya. Seperti ini pernyataan yang diklaim berasal dari Tesla, yang saya kutip dari web seorang penganut bumi datar.


Ada pertanyaan dari seorang yang kelihatannya juga penganut bumi datar  menanyakan sumbernya karena ingin mempostingnya.

Dan dibalas seperti ini

Sampai saat ini belum ada kelanjutannya.

Jika kita membaca sumber Wikipedia tentang Nikola Tesla, baik yang berbahasa Indonesia atau Inggris sepertinya tidak ada hal-hal atau petunjuk dari kegiatan dan penemuan-penemuan Tesla yang mengarah pada pernyataan tersebut.  Silakan baca di Wikipedia sebagai tambahan wawasan.

Menurut kelaziman, dalam tradisi sains biasanya bila ada pernyataan ilmuwan yang sangat bertentangan dengan pandangan masyarakat sains, akan timbul kegemparan.  Seperti saat Einstein mempublikasikan teori relativitasnya yang secara revolusioner mengubah cara pandang masyarakat terhadap alam semesta.  Apalagi pernyataan yang diklaim berasal dari Tesla itu jelas-jelas sangat bertentangan dengan sains yang sudah mapan saat itu.  Dan biasanya seorang ilmuwan akan mencatatkan pandangannya dalam buku atau makalah dan mempublikasikannya.  Tentu bila demikian kita tidak akan kesulitan mencari sumbernya, tidak seperti saat ini yang mungkin sedang dicari oleh penggemar bumi datar, di mana Tesla menuliskan pernyataannya?

Pernyataan seperti ini harusnya diikuti oleh teori baru yaitu teori tentang gerak benda.  Dan teori ini pastinya harus berhadapan dengan teori gerak benda yang sudah dirumuskan dalam hukum Newton satu sampai tiga.  Teori ini harus bisa menjelaskan gerakan matahari, bulan dan bintang-bintang yang tidak mengitari bumi mampu mengatasi gaya elektromagnetik sehingga tidak jatuh ke bumi.  Sepertinya seorang ilmuwan semacam Tesla kecil kemungkinannya mengeluarkan pernyataan tentang sains tanpa disertai penjelasan yang memadai.  Bandingkan dengan Einstein yang menuliskan dan menjelaskan teorinya dengan rumus-rumus dan penjelasan yang membuat  masyarakat sains saat itu terbengong-bengong.

Terlepas dari benar tidaknya pernyataan tersebut berasal dari Tesla, itu hanyalah sebuah pernyataan.  Tanpa rumus, tanpa pembuktian, tanpa pengujian, tentu tidak bisa dijadikan sebagai sandaran utama dalam sains.  Silakan bandingkan dengan hukum gravitasi Newton yang sudah mengalami ujian milyaran kali, baik di laboratorium maupun dalam kehidupan sehari-hari seperti saat menimbang, pesawat terbang, kapal laut, kapal selam, satelit, besi tenggelam, gabus terapung, balon helium terbang.  Kita tentu sadar saat menimbang benda kita menggunakan rumus hukum gravitasi Newton yang diturunkan menjadi W=m.g, W=berat benda, m=massa benda dan g=percepatan gravitasi.  Nah sudah faham bukan?  Semoga bermanfaat dan memberikan pemahaman yang lebih baik.

Kesimpulan 
Kesimpulan yang bisa kita tarik adalah bahwa mereka yang mengatakan “gravitasi hanyalah mitos” akibat kurang atau tidak mengerti konsep gravitasi itu sendiri.  Saya yakin kalau mereka mau belajar dan mereview lagi ilmu yang sudah dipelajari selama di sekolah tentu tidak akan mengatakan itu lagi.


JADI MASIHKAH PERCAYA BUMI DATAR?




12 komentar:

blog zombie mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Unknown mengatakan...

Setiap benda yang mempunyai massa pasti mempunyai gaya gravitasi...hmmmm hebat...

Unknown mengatakan...

anda sangat pintar dan jenius dengan teori teori....tapi saya yakin anda tidak akan bisa mempraktikkan teori anda dengan logika yang murni..

ILMU KUCARI mengatakan...

Maaf Mas saya tidak sedang berteori. Tidak ada hal baru di sini. Semua dari referensi ilmiah.
Silakan Mas bantah referensi tersebut.
Masalahnya hanya terletak pada Mas belum mempelajarinya saja. Dan Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk menyampaikannya di blog ini.

Thesar Priandiko mengatakan...

Trimakasih atas postingannya. Karena saya baru mencoba mendalami fisika, saya masih harus waspada terhadap postingan2 yg tidak berdasar sperti hasil screenshot di atas. Semoga sukses selalu.

Thesar Priandiko mengatakan...

Trimakasih atas postingannya. Karena saya baru mencoba mendalami fisika, saya masih harus waspada terhadap postingan2 yg tidak berdasar sperti hasil screenshot di atas. Semoga sukses selalu.

ILMU KUCARI mengatakan...

Terima Kasih Mas Diko semoga dimudahkan dalam memahami Fisika.
Selamat Belajar

Unknown mengatakan...

Mas Ilmu Kucari, Kalau menurut Saya, para penulis pernyataan2 yang ngaco itu adalah orang2 yang sebenarnya faham dasar2 fisika, lalu mereka melakukan 'pengecohan', dan yang menjadi target utamanya adalah mengecoh mereka2 yang blm terlalu faham atau lupa dengan fisika dasar, dan sangat percaya dengan teori2 konspirasi. Entah apa tujuanya, Saya juga tidak faham, mungkin ada agenda2 terselubung untuk mencapai tujuan2 tertentu. Tadinya Saya merasa senang2 aja ada penggagas teori2 baru di bidang Fisika yang bisa menambah hasanah dan meramaikan dunia ilmu pengetahuan, mungkin ada semacam "science race" baru sebagai pembakar semangat kemajuan ilmu pengetahuan, tapi kalau cara Flat Earth yang seperti itu Saya merasa sedih juga, tapi dengan adanya "Flat Earth" ini pun, Fisika jadi ramai juga ya?.., siapa tahu muncul teori gravitasi baru yang lebih joss dengan adanya ini, mungkin dari mas Ilmu Kucari??, hehehehe

Oh iya , menurut Saya (mohon koreksi jika Saya salah), bahwa memang masih ada kelemahan dari Hukum Gravitasi Newton maupun Teori Relativitas Umum Einstein, yaitu belum ada penjelasan asal usul (penyebab) kenapa benda memiliki sifat gaya tarik (Newton) ataupun melengkungkan ruang waktu (Einstein). Dan belum ada teori apapun yang menyebutkan kenapa benda2 memiliki massa. Mohon pencerahannya.., terima kasih

ILMU KUCARI mengatakan...

Mas Sanusi terima kasih atas komentar dan masukannya. Kalau menurut saya masalah kelemahan gravitasi adalah masalah soal puas dan tidak puas dengan penjelasan yang ada saat ini. Bisa jadi zaman Newton, para ilmuwan tidak menuntut adanya penjelasan mengapa massa bisa menarik massa yang lain. Dan sebenarnya hampir semua penjelasan dalam sains seperti itu. Misalnya mengapa magnet bisa menarik atau menolak magnet lain, atau mengapa muatan negatif menarik muatan positif dsb.
Jawaban paling mentok dari semua pertanyaan itu adalah "memang dari sananya begitu" atau dalam bahasa yang lebih ilmiah "itu memang sudah menjadi karakteristiknya"
Mari kita tunggu saja para ilmuwan yang pada saatnya mampu menjelaskan gravitasi dengan penjelasan yang lebih memuaskan.

Dan masalah teori kenapa benda memiliki massa, lagi-lagi kita akan mentok dengan jawaban itu memang sifat dasar benda.
Benda tersusun dari atom. Di dalam tabel periodik (kimia) kita bisa melihat setiap atom memiliki nomer atom dan nomer massa. Nomer atom dan nomer massa menunjukkan banyaknya elektron di kulit atom, proton dan neutron di dalam inti atom. Nah sebenarnya yang memiliki massa itu adalah Proton dan Neutron, sedang elektron massanya sangat kecil dan bisa diabaikan. Mengapa proton dan Neutron memiliki massa? Nah itu dia, jawabannya mentok "memang sudah diciptakan demikian"

Itu saja Mas Sanusi, salam sains.

Unknown mengatakan...

Mas Ilmu Kucari, terima kasih atas penjelasanya. Saya selama ini mencoba memahami gravitasi lebih dalam. Karena menyangkut keingintahuan Dan kepenasaran Saya tentang peradaban dan teknologi masa lalu, terutama peradaban batu, terutama masa megalitikum (batu besar). Banyak ditemukan sisa2 peninggalan bangunan besar Dan megah dari masa itu yg terbuat dari material alam batu yg sampai ribuan ton beratnya, dan itu membuat saya merasa kagum Dan penasaran, bagaimana mereka memobilisasi, mengangkat, memotong presisi terhadap material berat Dan besar seperti itu? Bagaimana mereka melakukanya? Nah, saya sempat berpikir mungkin mereka memiliki teknik2 tertentu untuk memanipulasi massa Dan gravitasi. Oh iya, Saya perhatikan di salah satu tulisan sebelumnya, mas Ilmu Kucari adalah seorang ahli peralatan kamera, bagaimana kalau Saya tantang Mas Ilmu Kucari untuk membuat kamera yang bisa memotret masa lalu, misalnya memotret masa lalu 5000 tahun lalu, bagaimana? Saya kira itu akan menjadi penemuan terhebat di abad INI, hehehe. Oh iya, jangan suruh saya untuk minum minuman keras atau narkoba ya untuk tantangan Saya ini, karena sebelumnya ada yg menyuruh saya melakukan itu dlm sebuah FP sains, hahahaha. Salam sains.

ILMU KUCARI mengatakan...

Wah menarik juga tuh tantangannya. Masalahnya kamera yang ada sekarang hanya dapat menangkap cahaya dalam koordinat ruang-waktu saat ini yang sedang berjalan. untuk menangkap cahaya di dalam koordinat ruang waktu yang sudah berlalu butuh mengaplikasikan teori relativitas Einstein. Itu mungkin bagian yang tersulit.
Ya OK deh selamat mempelajari peradaban masa lalu, itu juga tidak kalah menarik dari ilmu Fisika.

Perspektif mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

SERI BUMI DATAR?

Bukti Empiris Revolusi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Rotasi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Gravitasi + Pengantar

Seri 43 : Bantahan Cerdas Penganut FE3

Seri 42 : Bantahan Cerdas Penganut FE 2
Seri 41 : Melihat Satelit ISS sedang mengorbit Bumi
Seri 40 : Bantahan Cerdas Penganut FE

Seri 39 : Arah Kiblat Membuktikan Bumi Bulat

Seri 38 : Equation Of Time

Seri 37 : Mengenal Umbra Penumbra dan Sudut Datang Cahaya

Seri 36 : Fase Bulan Bukan Karena Bayangan Bumi
Seri 35 : Percobaan Paling Keliru FE
Seri 34 : Analogi Gravitasi Yang Keliru
Seri 33 : Belajar Dari Gangguan Satelit
Seri 32 : Mengapa Horizon Terlihat Lurus?
Seri 31 : Cara Menghitung Jarak Horizon
Seri 30 : Mengapa Rotasi Bumi Tidak Kita Rasakan
Seri 29 : Observasi Untuk Memahami Bentuk Bumi
Seri 28 : Permukaan Air Melengkung
Seri 27 : Aliran Sungai Amazon
Seri 26 : Komentar dari Sahabat
Seri 25 : Buat Sahabatku (Kisah Kliwon menanggapi surat FE101 untuk Prof. dari LAPAN)
Seri 24 : Bukti Empiris Gravitasi
Seri 23 : Bukti Empiris Revolusi Bumi
Seri 22 : Bukti Empiris Rotasi Bumi
Seri 21 : Sejarah Singkat Manusia Memahami Alam Semesta

Seri 20 : Waktu Shalat 212
Seri 19 : Kecepatan Terminal
Seri 18 : Pasang Surut Air Laut
Seri 17 : Bisakah kita mengukur suhu sinar bulan?
Seri 16 : Refraksi
Seri 15 : Ayo Kita Belajar Lagi
Seri 14 : Perspektif
Seri 13 : Meluruskan Kekeliruan Pemahaman Gravitasi
Seri 12 : Teknik Merasakan Lengkungan Bumi
Seri 11 : Gaya Archimedes terjadi karena gravitasi
Seri 10 : Azimuthal Equidistant
Seri 9 : Ketinggian Matahari pada bumi datar
Seri 8 : Bintang Kutub membuktikan bumi bulat
Seri 7 : Satelit Membuktikan Bumi berotasi
Seri 6 : Rasi Bintang membuktikan bumi berputar dan berkeliling
Seri 5 : Gravitasi membuktikan bumi bulat
Seri 4 : Besi tenggelam dan Gabus terapung
Seri 3 : Gaya gravitasi sementara dirumahkan
Seri 2 : Bola Golf jadi Penantang
Seri 1 : Satelit yang diingkari